Diduga Lambat Menangani, Tanaman Kelapa Sawit Kebun Laras Diserang Hama

Bagikan :

Simalungun – Kliktodaynews.com|| Diduga lambatnya penanganan terhadap Tananaman Kelapa Sawit di PTPN IV Afd IV Unit Kebun Laras, mengakibatkan daun Tanaman Kelapa Sawit banyak yang kering. Dan hal ini bisa berdampak pada kesuburan Tanaman yg pd akhirnya akan berpengaruh pada hasil produksi Tanaman.

Hasil pantauan Media kliktodaynews.com, pada Senin (15/5/2023) ditemukan Tanaman Kelapa Sawit banyak daun yang mengering akibat hama Ulat yang bertabur di daun kelapa Sawit. Bahkan tidak hanya itu, diblok yang lain ditemukan lahan yang semak dengan tumbuhan gulma dipiringan hingga bergelayut diTanaman Kelapa Sawit. Hal ini jelas mempengaruhi pertumbuhan Tanaman. Lebih miris lagi terlihat pemandangan, berondolan berserak yg tidak dikutip saat memanen.

Saat disambangi keKantor Afd IV, utk konfirmasi terkait situasi dan kondisi Tanaman, Asisten tidak berada ditempat dan dikatakan pegawai Kantor, “Dari td pagi tidak ada masuk Kantor, karena tadi pagi rapat”. Saat di Konfirmasi melalui WA pada selasa (16/5/2023) R. Dalimunte mengatakan, “Terimakasih atas kunjungannya, perlu diketahui bahwa perawatan belum sampai di 2019, panen bersih tetap kami upayakan maksimal, serangan ulat masih kami berantas dan kendalikan. Demikian kami sampaikan”. Tulis Asisten membalas melalui pesan WhatsApp.

Sementara ditempat terpisah Mariono Ketua Tim Khusus LSM LP NASDEM saat dimintai tanggapan terkait kondisi Tanaman Kelapa Sawit di Afd IV Krbun Laras mengatakan, “Sangat memprihatinkan kondisi kebun, dimana Tanaman banyak mengering akibat diserang hama ulat kantong, diduga ini akibat lambatnya penanganan awal, sehingga hama melebar kepohon yg lainnya, kl sdh seperti ini, sulit utk diatasi, dan harus dilakukan pemeliharaan yg lebih intensif. Disisi blok yg lain, kondisi tanaman terlihat semak, gulma dimana mana, dari dipiringan hingga bergelayut ke tanaman, ini sangat mengganggu pertumbuhan tanaman, seharusnya segera ditangani dan dibersihkan sebelum tanaman tertutup gulma dan bisa rusak dan mati”. Ujar Mariono. (LE/KTN)

Bagikan :