SIMALUNGUN-KliKtodaynews.com Akibat banjir bandang yang melanda kota wisata Parapat, Kecamatan Girsang Sipangan Bolon, Kabupaten Simalungun, Sumut kemarin sore. Tak sedikit pengguna media sosial berharap supaya pemerintah tidak segan segan mengusut dugaan perambahan hutan diwilayah konsesi destinasi pariwisata.
Pasalnya, Banjir bandang yang telah melanda dan mencemari lingkungan di Danau Toba diduga dipicu efek dari perambahan hutan yang berada dikawasan Sitahoan Parapat. Menurut masyarakat dan juga netizen, Eksekutor preman hutan bebas berkeliaran merambah hutan di Simalungun.
“Pak Bupati, Pak Kapolda
Pak Kapolres. Usut dan tangkap perambah hutan di Simalungun. Banjir di Parapat akibat perambahan hutan mulai dari Sitahoan. Sianak anak tiap malam kayunya masuk ke Siantar kilang b**** di pondok sayur h***** jalan asahan. Sudah terlampau bebas dia habisi hutan di simalungun “L” pinta Saragih salah satu netizen.
Bahkan sebelum melakukan aksinya Saragih membeberkan di akun Facebook miliknya, mereka eksekutor perambah hutan terlebih dahulu mengonsumsi narkoba untuk meningkatkan kepercayaan diri serta mencapai mental keberanian.
“Eksekutor perambah hutan disimalungun semua pemakai narkoba jenis sabu-sabu. Jika belum mereka tidak punya keberanian. Sesudah konsumsi sabu sabu malam pun siap mengeksekusi hutan menggunakan derek untuk menarik kayu dari jurang”
Terpisah, Humas Polda Sumatera Utara Hari Wahyudi S.I.K saat dimintai tanggapannya terkait bencana banjir bandang yang melanda kota wisata Parapat diduga dipicu hilangnya pohon pohon besar diwilayah atas bukit Sitahoan yang diduga dilakukan oleh perambah hutan.
Kabid Humas menyampaikan, Yang kita tangani saat ini adalah membantu masyarakat yg terdampak, memperlancar lalu lintas yang sempat terputus karna tertimbun material agar mobilisasi ekonomi tetap berjalan, imbuhnya.(TOM/KTN)