Anggaran 2.6 Milliar, Pembangunan SD 091482 di Simalungun Dinilai Tak Sesuai Juknis

SD Negeri 091482, Kasindir Pondok Ampat Nagori Kasindir, Kecamatan Jorlang Hataran, Kabupaten Simalungun, Provinsi Sumut.
Bagikan :

SIMALUNGUN -Kliktodaynews.com Kegiatan pembangunan pengembangan rehabilitasi, renovasi sarana dan prasarana pendidikan olahraga serta pasar pada SD Negeri 091482 Kasindir Kecamatan Jorlang Hataran Kabupaten Simalungun Sumut telah selesai dikerjakan. Namun Pembangunan tersebut dinilai tidak sesuai juknis.

Sebab, pembangunan beranggaran 2.6 milliar dari Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) sumber anggaran pendapatan belanja negara (APBN) tahun anggaran 2020 tersebut. Diduga tidak sesuai perencanaan yang dikerjakan oleh PT Multi Karya Bisnis Perkasa sebagai pelaksana dan PT Aritha Teknik Persada sebagai konsultan.

Hal itu diungkapkan kepala sekolah SD 091482 Kasindir, Revimasnita Sidabutar dan juga oleh warga setempat ketika dimintai wartawan keterangannya terkait pembangunan sekolah yang telah selesai dikerjakan oleh rekanan tersebut.

Revimasnita mengatakan, Tiga minggu yang lalu pemborongnya kemarin datang untuk menanyakan bagaimana pendapat pihak dari kepala sekolah terkait pembangunan itu. Dikatakan Revimasnita menirukan suara pemborong tersebut.

“Bagaimana Bu, menurut ibu tentang sekolah ini”. Sebut Revimasnita menirukan ucapan pemborong itu.

Kemudian Revimasnita langsung menjawab pertanyaan dari pemborong, “Saya kan tidak lihat gambar, Jadi tidak bisa bandingkan bagaimana kekurangannya. Itu tidak bisa saya jawab pak, karena itu yang bapak kasih kesini, ke kabupaten Simalungun ini, itu yang kami terima, sebab kami tak punya gambar untuk perbandingan” katanya menjawab rekanan.

Diungkapkanya, Sebelum pembangunan, pihak sekolah dan rekanan tak pernah berkordinasi masalah gambar, nggak tahu menahu dari mana, bajednya berapa? Mana ada konsultasi mereka dengan saya, beber kepala sekolah tersebut.

Terkait pembangunan sekolah diwilayah didikanya Revimasnita juga mengungkapkan tidak mengetahui secara pasti terkait pembangunan yang dilakukan oleh mereka sebab tingkat dua kabupaten tak pernah turun malah hanya meminta foto.

“Hanya dapat arahan dari tingkat dua Lusman Siagian bagian dari sarana dan prasarana. Bapak itu hanya meminta kepada saya agar memotokan pembangunan yang ada” sebut kepala sekolah itu.

“Memfotokan sebelum sekolah dibangun, sekolah pada saat pembangunan, sekolah setelah selesai dan plang proyek. Hanya itu aja yang diminta tingkat dua, itu yang saya lakukan” bebernya.

Revimasnita juga mengungkapkan pernah mendengar pembicaraan kontraktor bangunan yang mereka kerjakan tak sesuai dengan juknis pembangunan sesuai aturan mainnya, intinya pihak rekanan tertutup berdasarkan gambar.

“Terdengar saya besar besinya, kurang besar, nol koma nol koma menurut peraturannya. Baru tiang benderanya juga tak sesuai karena mereka bilang harus stainless kian. Mesin air kan punya kami itu, kepala sekolah yang lama menganggarkan itu” bebernya lagi.

Ditambahkan lagi, Masa pemeliharaan akan saya foto dan kirim ke pupr apabila ada yang rusak, kalau ada yang rusak akan saya kirim ke mereka karena masa pemeliharaan itu katanya ada enam bulan, sebut Revi.

Salah satu warga setempat saat dijumpai oleh crew media ini mengatakan sebagian pemasangan penutup parit belum selesai dikerjakan sebab menurut informasi yang didapat pemborong bagian penutup parit tersebut telah meninggal dunia.

“Penutup paritnya belum siap karena pemborong bagian ini telah meninggal” kata warga setempat.

Sementara salah satu pegawai PUPR saat dihubungi di nomor 08520776**** mengatakan Kepala sekolah wajib mengetahui gambarnya karena semua turun dari tingkat pusat.

“Kepala sekolah harus tau mengenai gambar itu”

Disinggung terkait dengan pengawasan PUPR terhadap bangunan itu, PUPR yang dihubungi crew ini mengatakan tidak bisa memberikan keterangan karena bukan bagiannya, “saya bagian pengatministrasian saya kurang paham. Bapak tanya saja kepala sekolah ” katanya mengakhiri.

Sementara amatan dilokasi SD Negeri 091482 Kasindir sebagian pembangunan yang telah selesai dibangun telah mengalami retak pada semen pelekatan pada batu, diduga adukan semen kurang pas pada campuran.

Hingga berita ini dikirimkan ke redaksi, pihak terkait yang dituliskan dalam berita ini belum dapat dihubungi oleh crew media ini.(TOM/KTN)

Bagikan :