125 Hektar Lahan Persawahan di Nagori Bandar Rakyat Simalungun Terancam Gagal Panen

Bagikan :

Simalungun-Kliktodaynews.com 125 ha lahan persawahan di Nagori Bandar Rakyat, Kecamatan Bandar, Kabupaten Simalungun, terancam akan gagal panen. Sudah tiga minggu berlalu masa tanam selesai, kondisi pupuk di Nagori maupun di Kecamatan langkah ditemukan. Dengan adanya kelangkaan pupuk dimasa tanam tahun ini, para petani padi menjadi galau dan mengeluh.

Salah satu faktor penunjang keberhasilan petani adalah pupuk, namun adanya persoalan ini para petani di kecamatan Bandar akan terancam keberhasilannya. Seharusnya usia tanaman padi sudah tiga minggu sangat membutuhkan pupuk dasar. Agar pertumbuhan dan perkembangan tanaman sesuai yang di harapkan oleh kalangan petani.

Namun hingga kini para petani belum bisa melakukan pemupukan, yang disebabkan ditingkat kios-kios pengecer pupuk tidak ditemukan. Persoalan ini menjadi keluhan para petani, seperti yang disampaikan R Manurung kepada kru Minggu 15/9 sekira jam 11,00 wib. Menurutnya masa tanam padi secara serentak sudah usai, tetapi kesimbangan pupuk hilang dilapangan.

“Jadi bagaimana kita petani ini bisa berhasil panen, kalau padi yang kita tanam tidak diberi pupuk”. Yang ada kita petani akan mengalami gagal panen, karena pupuk bersubsidi yang petani butuhkan tidak ada lagi (kosong). Lanjutnya, para petani juga tidak mungkin membeli pupuk yang non subsidi, kalau itu dilakukan apalagi untungnya buat petani. Sementara banyak petani yang tidak memiliki lahan persawahan sendiri, melainkan bagi hasil atau sistim sewa, jelasnya.

Keluhan yang sama juga disampaikan Situmorang, seharusnya usia padi tiga minggu sudah terlihat hijau dan mulai tambah gemuk rumpunnya. Tetapi sekarang ini, padi masih terlihat seperti baru tanam. Belum terlihat adanya perubahan, itu terjadi disebabkan tanaman yang seharusnya sudah dipupuk. Namun hingga saat ini belum juga dipupuk.

“Kami para petani, sangat bermohon hendaknya pemerintah memperhatikan kondisi petani saat ini”. Dimana persoalan hidup petani saat ini serba kekurangan ditambah lagi persoalan kebutuhan pupuk yang langkah. Kalau persoalan ini tidak segera teratasi, secara tidak langsung pemerintah secara pelan pelan membunuh kehidupan petani, cetusnya.

Menyikapi keluhan petani tentang kelangkaan pupuk, P Pangaribuan salah pemerhati pertanian angkat bicara. Seharusnya keluhan dan ketakutan para petani ini tidak terjadi, kalau pemerintah serius memperhatikan apa yang menjadi kebutuhan petani. Dimana petani sudah dianjurkan untuk masa tanam, tetapi pupuk tidak tersedia dilapangan. Hal ini kan menjadi persoalan baru ditengah tengah masyarakat petani.

Persoalan kelangkaan pupuk juga harus dapat dipahami oleh pemerintah, hal ini kenakalan distributor atau pasokan yang berkurang. Kalau distributornya yang nakal harus ditindak keras dan dicabut ijinnya sebagai distributor. Tetapi kalau pasokan yang dikurangi, pemerintah harus dapat menghitung kalkulasi yang dibutuhkan setiap masa tanam. Sementara persoalan pangan adalah salah satu program Presiden RI. Untuk menjadikan Indonesia menjadi swasembada pangan.(MAN/KTN)

Bagikan :