Medan-Kliktodaynews
Masjid sebagai sebuah pusat gerakan dan aktivitas sosial harus kembali di bangkitkan dan semakin dikuatkan.
Untuk itu, dalam upaya mengenalkan dan mengakrabkan masjid sebagai pusat aktivitas sosial kepada generasi milenial, perlu branding semenarik mungkin agar jamaah yang datang merasakan nyaman dan menggembirakan.
“Ada kebutuhan (need), rasa ketertarikan, dan juga kesejahteraan sebagai nilai keunggulan suatu masjid,” ujar Zulham Effendi, Pendiri D’Coach dalam diskusi dan pelatihan manajemen masjid dengan tema “Mengembalikan Masjid sebagai pusat peradaban Islam” yang diselenggarakan di Masjid Al-Musannif, Jalan Cemara Medan Estate, Percut Sei Tuan, Sabtu (9/3).
Zulham lebih lanjut mengatakan, dalam mengembalikan masjid sebagai pusat aktivitas sosial, warga dan jamaah harus diberi pemahaman mengenai nilai fungsi dan struktur kepengurusan masjid.
“Posisi kenaziran masjid harus memahami amanah bahwa yang diembannya bukan hanya sekadar ritualitas atau simbolitas. Tetapi sebagai tanggung jawab amanah yang menjadikan masjid unggul dan orang bisa berkontribusi,” kata Zulham.
Begitu juga pengurus dalam membranding masjid sebagai pusat peradaban Islam, menurut Zulham segala aktivitas mestinya dikembalikan ke masjid.
“Ada pengajian, santapan berbuka puasa Senin Kamis, beasiswa, tempat belajar anak-anak yang kurang mampu, dan masih banyak hal yang lain,” demikian Zulham.(rmol/ktn)