Samosir – Kliktodaynews.com Polda Sumut akhirnya turun tangan dalam menguak kasus pembunuhan raja adat di Samosir, Rianto Simbolon.
Polda Sumut bersama Polres Samosir menggelar rekonstruksi lanjutan kasus pembunuhan sadis Rianto Simbolon di Jalan Ronggur Nihuta, Pangururan, Samosir.
Dalam rekonstruksi yang digelar hari ini, Kamis (3/12/2020), ada 12 adegan yang diperagakan oleh para pelaku.
“Adegannya kurang lebih 12 adegan. Rekonstruksi bukan diulangi tapi dilanjutkan, maka kita laksanakan rekonstruksi lanjutan pada hari ini,” kata Kanit II Buncil Ditreskrimum Polda Sumut Kompol TP Butarbutar seusai rekonstruksi didampinggi Aiptu Leo Marpaung, Bripka JM Siallagan, dan Briptu Aris Sitepu.
Ia menyampaikan bahwa rekonstruksi lanjutan ini merupakan perintah langsung dari Polda Sumatera Utara.
“Ini koordinasi dengan adanya gelar perkara di Polda Sumut. Ini perintah Pak Kapolda dan Dirkrimum, kemudian kami laksanakan rekonstruksi lanjutan supaya kasus itu terang benderang diungkap oleh Polda dan Satreskrim Polres Samosir ,” sambungnya.
Terkait BAP yang kemudian dipertanyakan masyarakat yang tak sesuai dengan rekonstruksi pertama, Butarbutar menuturkan bahwa pihaknya juga telah melakukan pemeriksaan terhadap para tersangka.
” Jadi ini bukan versinya, tapi BAP-nya ditambah dengan proses BAP yang kita laksanakan,” sambungnya.
Butarbutar mengatakan menjawab pertanyaan masyarakat terkait turunnya pihak Polda Sumut dalam rekonstruksi pembunuhan Rianto Simbolon tersebut sudah biasa .
“Ini sudah biasa, Polda merupakan pembina fungsi Ditreskrimum agar kasus itu bisa kita ajukan langsung ke JPU. Itu udah biasa. Suatu penghargaan besar bagi kami termasuk para pengacara. Biasa dalam hal rekonstruksi, JPU itu adu pendapat. Namun silakan nanti koordinasi dengan JPU ,” ucapnya.
Kata Butarbutar menuturkan bahwa hukuman yang dibebankan bagi tersangka adalah ancaman seumur hidup atau hukuman mati, namun tetap berpedoman pada putusan pengadilan.
” Para pelaku akan dikenakan dijerat dengan Pasal 340 Subsider 338 Junto Pasal 55, 56 KUHP, dengan ancaman hukuman seumur hidup atau hukuman mati, namun keputusan (pengadilan) yang menentukan. Ini pembunuhan berencana. Ini dalam BAP lanjutannya, akan kita laksanakan ya,” lanjutnya.
Sementara itu, kuasa hukum korban Dwi Ngai Sinaga ,SH didampingi Bennri Pakpahan , SH merasa sangat puas atas rekonstruksi yang digelar.
“Kami selaku PH korban tidak memaksakan yang tidak sesuai dengan hukum, hanya rekonstruksi pertama keberatan dan kita protes sebab hasil BAP dan autopsi tidak lengkap. Kami sangat puas atas rekonstruksi lanjutan ini,” ungkapnya.
Dwi Ngai mengucapkan terimakasih kepada Kapolda Sumut , Irjen.Pol.Martuani Sormin Siregar yang telah respon melalui Ditreskrimum dan juga mengucapkan terimakasih kepada Wadir Ditreskrimum AKBP Faisal Napitupulu yang telah mendukung terhadap pengungkapan kasus pembunuhan Rianto Simbolon.
” Kami berikan apresiasi kepada Bapak Kapoldasu , jajaran Ditreskrimum serta Wadir Ditreskrimum AKBP Faisal Napitupulu yang sudah sangat cepat merespon persoalan ini karena begitu cepatnya membentuk tim yang langsung turun ke Polres Samosir , ” ucap Direktur LBH IPK Sumut ini.
Tidak hanya itu , Dwi menyampaikan rasa terima kasih kepada Ketua DPD IPK Sumut dan juga Ketua Umum PPTSB se-Dunia.
” Saya menyampaikan rasa terima kasih kepada semua pihak termasuk Ketua IPK Sumut Bapak Bastian Panggabean yang sudah memberikan support dari awal proses kasus ini.Dan juga Ketua Umum PPTSB se-Dunia Bapak Mangihut Sinaga dan jajarannya ,” kata Dwi yang juga tim LBH PPTSB se-Dunia ini.(ROM/KTN)