“Sumut memiliki banyak daerah sentra produksi cabai merah, seperti Kabupaten Karo, Tapanuli Utara, Tapanuli Selatan, Batubara, Dairi, dan Simalungun. Jadi secara produksi, kita sebenarnya surplus,” jelasnya.
Untuk menjaga stabilitas harga pangan di tengah panen yang tidak merata, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sumut melalui Dinas Perindustrian, Perdagangan, Energi, dan Sumber Daya Mineral (Perindag ESDM) berkolaborasi dengan Perum Bulog Kanwil Sumut menggelar Gerakan Pasar Murah dan Gerakan Pangan Murah (GPM).
Kepala Dinas Perindag ESDM Sumut, Fitra Kurnia, menyebutkan bahwa Pemprov Sumut telah menyalurkan 147.750 ton beras SPHP kepada masyarakat melalui kegiatan Pasar dan Pangan Murah yang berlangsung pada 25 Agustus hingga 12 September 2025.
“Tujuannya adalah menjaga stabilitas harga pangan sekaligus meningkatkan daya beli masyarakat,” kata Fitra.
Sementara itu, Kepala Biro Perekonomian Setdaprov Sumut, Poppy Marulita Hutagalung, menambahkan bahwa mekanisme pasar sangat berpengaruh terhadap harga komoditas seperti cabai merah. Sebagian pasokan cabai merah asal Sumut dipasarkan ke daerah lain, seperti Riau, Sumatera Barat, dan Aceh.
“Untuk itu, Pemprov Sumut melakukan kerja sama antar daerah dalam hal pembelian dan pendistribusian cabai merah, baik ke dalam maupun ke luar provinsi. Pemprov juga segera memangkas rantai distribusi yang dinilai terlalu panjang,” jelas Poppy.
Sedangkan Pimpinan Wilayah Perum Bulog Sumut, Budi Cahyanto, menjelaskan bahwa panen padi dan cabai yang tidak merata serta gangguan hama sempat memicu kelangkaan pasokan di sejumlah daerah.