Rumah Sakit Haji Medan Angkat Bicara Terkait Operasi Program UHC

Bagikan :

MEDAN, Kliktodaynews.com|| Rumah Sakit Haji Medan angkat bicara soal dugaan adanya biaya tambahan yang dialami warga Medan yang menggunakan UHC (Universal Health Coverage).

Kepala Bagian Umum RS Haji Medan, drg Anda Siregar MKes menyampaikan, pasien ini sebelumnya telah menjalani operasi di Rumah Sakit Haji pada bulan Mei lalu.

Namun, diperlukan operasi kedua untuk memastikan kesembuhan yang optimal. Sebelum operasi kedua dilakukan, dokter memberikan edukasi kepada keluarga pasien mengenai prosedur tambahan yang perlu dilakukan, seperti pengambilan sampel yang harus dikirim ke Bandung untuk mendapatkan diagnosis yang lebih akurat.

“Pasien ini sebenarnya sudah pernah berobat kesini dan dioperasi pada bulan 5 lalu. Tapi dibutuhkan untuk operasi yang kedua. Sebelum operasi kedua, keluarga pasien diedukasi oleh dokter, ada hal-hal yang perlu dilakukan pemeriksaan supaya diagnostiknya lebih bagus, sampelnya harus dikirim ke Bandung,” jelas Anda, Jumat (16/8/2024).

“Intinya sudah diedukasilah pasien, tapi pasien menafsirkan bahwa ada tambahan biaya, sementara katanya program UHC ini semua ditanggung,” ujar Anda menirukan ucapan keluarga pasien.

Anda mencontohkan terjadinya miss komunikasi itu, seperti keluarga pasien yang menyampaikan anaknya mengalami Hirschsprung.

“Jadi untuk mendiagnosa pastinya itu, dia harus diambil sampelnya dan dilakukan pemeriksaan dikirim ke Bandung, enggak ada di sini. Kami RS Haji belum pernah melakukan dan kami juga belum pernah mengirimkan sampelnya. Bisa aja kita melakukan operasi, tapi nanti hasilnya kurang maksimal,” ujarnya.

Dia menyampaikan, hal ini adalah miss komunikasi dan ke depannya RS Haji Medan akan memanggil pasien untuk dilakukan mediasi dan disaksikan BPJS Kesehatan.

“Itu nanti yang kami rencanakan,” tandasnya.

Sebelumnya, Syahrini Khairani Saragih selaku orangtua pasien peserta Universal Health Coverage Jaminan Kesehatan Medan Berkah (UHC JKMB) mengeluhkan biaya operasi anaknya M Habibi Al Giffari (10) penderita penyakit Hirschsprung tidak ditanggung keseluruhan oleh pihak Rumah Sakit (RS) Haji Medan.

Syahrini mengaku harus membeli obat dan biaya laboratorium di luar RS atas suruhan dokter.

Kendati menggunakan BPJS Kesehatan lewat program UHC JKMB, Syahrina mengaku harus membeli obat dan biaya pemeriksaan laboratorium di luar RS. Hal itu kata Syahrina karena suruhan Dr Ejran dengan alasan di RS habis obat dan pemeriksaan Laboratorium di luar lebih cepat.

“Karena saya tak punya uang dan terpaksa ngutang. Suruhan dokter itu terpaksa kami turuti demi operasi dan kesehatan anak kami,” ujar Syahrina yang mengaku hanya tidak memiliki pekerjaan dan suami hanya kerja serabutan.

“Untuk rencana operasi ke dua terpaksa kami urungkan karena tidak memiliki uang,” ujar Syahrina yang tinggal di Jl Pancing III No. 112 Lk. V Kelurahan Martubung depan Gang Tengah, Kecamatan Medan Labuhan.

Dilanjutkan Syahrina, saat anaknya kontrol pekan lalu ke RS Haji Dr Ejran menyarankan agar dilakukan operasi ke dua. Namun pada operasi ke dua nanti, dokter menganjurkan untuk membeli peralatan. (SGH)

Bagikan :