Ia juga menggarisbawahi bahwa workshop ini tidak berhenti pada sesi pelatihan saja. Ke depannya, RS Haji Medan akan menindaklanjuti dengan penyusunan dokumen dan skenario lengkap untuk menghadapi bencana.
Selain itu, Ridesman menekankan pentingnya edukasi dan pelatihan rutin agar seluruh sumber daya manusia di rumah sakit selalu siap dan waspada terhadap potensi bencana.
“Kami berharap workshop ini akan terus berlanjut dengan berbagai persiapan lainnya, termasuk dokumen dan skenario menghadapi bencana. Edukasi dan pelatihan bagi staf rumah sakit juga sangat penting agar mereka selalu waspada dan siap menghadapi situasi darurat,” tutupnya.
Ketua Tim Pengabdian LPPM Universitas Sumatera Utara (USU), Dr. Ilham Abdullah Irsyam, menjelaskan pentingnya penerapan konsep Safe Hospital untuk memastikan rumah sakit tetap beroperasi normal dalam situasi bencana, terutama bencana alam besar yang sering terjadi di Indonesia. Menurutnya, rumah sakit menjadi salah satu fasilitas yang paling dibutuhkan saat terjadi bencana, sehingga keberlangsungan operasionalnya harus dipastikan agar mampu menangani lonjakan jumlah pasien.
“Safe Hospital itu tujuannya memastikan rumah sakit tetap bisa berjalan seperti biasanya, bahkan ketika terjadi bencana alam. Di Indonesia, yang sering dilanda bencana alam, rumah sakit menjadi tempat yang pertama dicari. Maka, kita harus memastikan rumah sakit tetap beroperasi dan bisa melayani lebih banyak pasien,” ungkap Dr. Ilham.
Dalam kegiatan ini, RS Haji Medan juga akan bekerja sama dengan pihak internasional, termasuk dari Korea.