
Medan– Sudah empat bulan berlalu, laporan pencurian dengan kekerasan (curas) yang dialami seorang wartawan bernama Junaedi masih belum menunjukkan kejelasan hukum. Minggu 12 April 2025.
Ironisnya, terlapor dalam kasus ini adalah Eko, anak dari seorang oknum Kepala Desa di wilayah Cinta Rakyat, yang hingga kini belum juga ditangkap.
Kondisi ini memicu kemarahan dari sejumlah wartawan. Mereka menilai proses hukum berjalan lamban dan terkesan pilih kasih. Bahkan, gelombang protes tengah disiapkan oleh para jurnalis sebagai bentuk solidaritas dan desakan agar keadilan ditegakkan.
“Kami akan turun aksi dalam waktu dekat di Polsek Medan Tembung. Kami menuntut keadilan, pelaku harus segera ditangkap!” tegas Julfahri Tanjung kepada awak media.
Ia menyayangkan sikap aparat yang terkesan lambat dan tidak serius dalam menindaklanjuti laporan rekan seprofesinya.
“Sudah empat bulan laporan masuk, tapi pelaku belum juga ditangkap. Ini bukan sekadar laporan biasa, ini menyangkut kebebasan pers yang dilanggar. Ada apa dengan aparat? Apakah karena pelaku anak pejabat desa, hukum jadi tumpul?” lanjutnya geram.
Dalam dokumen Surat Pemberitahuan Perkembangan Hasil Penyelidikan (SP2HP) yang diterima pelapor, diketahui bahwa sejumlah saksi telah diperiksa, termasuk Adi Kustiono, SKP, Angga Surya Prayogi, Suganda, dan Ayu Artika Dewi. Namun, beberapa saksi kunci lainnya seperti Yani, Widya, dan Rudini belum memenuhi panggilan penyidik.