MEDAN – Kliktodaynews.com|| Terkait beredarnya video di youtube dengan judul 70 Pastor Dukung Anies, dan ini disampaikan saat Pelantikan dan Deklarasi Anies di Medan Petisah. Ketua Kerasulan Awam KAM (Keuskupan Agung Medan), Pastor Yosafat Ivo Sinaga OFMCap, Kamis (3 November), memberikan klarifikasi perihal kabar hoax tersebut.
Pastor Ivo mengatakan, dalam siaran Youtube channel Komsos KAM, bahwa Keuskupan Agung Medan membantah kabar hoax atawa bohong tersebut.
“Keuskupan Agung Medan menegaskan dalam Gereja Katolik para klerus (pastor) tidak boleh atau bahkan dilarang terlibat politik praktis, seperti misalnya menjadi tim sukses, atau terlibat langsung dalam partai politik dan menyampaikan dukungan ke publik terhadap figur tertentu,” terang Pastor dari Ordo Kapusin dalam video yang diterima redaksi kliktodaynews.com, Jumat (4/11/2022).
Yosafat menuturkan Gereja Katolik tidak pernah berpihak pada salah satu poros baik partai maupun tokoh tertentu. Untuk itu kata Yosafat, pihaknya akan tetap menjaga netralitas agar tidak jatuh pada poros tertentu.
“Bandingkan kitab hukum Kanonik 287 paragraf kedua. Gereja Katolik selalu menjaga dan memelihara persatuan multi etnis, suku dan agama, karena itu lah gereja katolik tidak pernah berpihak pada salah satu poros, entah itu partai, atau tokoh tertentu. Tegasnya, Katolik tetap menjaga netralitas, untuk mewujudkan netralitas itu lah para pastur tetap menjaga dan pelihara persatuan dengan tidak jatuh pada poros tertentu,” ucapnya.
Yosafat mengimbau seluruh pihak untuk menjalankan politik yang elegan dan benar. Dia menyebut politik sejatinya mempersatukan bukan malah memecah belah.
“Melalui presrilis ini kami juga mengimbau agar kita semua untuk menjalankan politik yang elegan dan etika politik yang benar dan tidak menghalalkan segala cara demi nafsu politik. Politik itu sejatinya mempesatukan bukan memecah belah. Politik itu hendaknya dijalankan demi kepentingan dan kesejahteraan bersama,” jelasnya.
Lebih lanjut Yosafat menyerukan agar semuanya dapat berpikir kritis dan tidak mudah menyebarkan informasi di medsos yang belum diketahui kebenarannya. Dia juga meminta agar semua pihak tidak mudah terprovokasi.
“Kami juga menyampaikan seruan agar kita semua bersikap kritis terhadap pemberitaan di medsos yang mungkin tidak menyampaikan berita yang benar. Kita jangan terlalu cepat percaya apalagi memforward berita yang belum tahu kebenarannya dan kita juga jangan mudah terprovokasi,” katanya. (TIM/KTN)