Medan-Kliktodaynews.com Gugus Tugas Percepatan Penanganan (GTPP) Covid-19 Sumatera Utara (Sumut) meminta masyarakat untuk tetap waspada. Sampai saat ini Covid-19 yang menyebar di Indonesia belum teridentifikasi. Para peneliti terus bekerja untuk menemukan jenis dari virus Corona yang ada di Indonesia.
“Hasil penelitian diketahui bahwa saat ini sebagian besar tipe virus Corona yang ditemukan di dunia terdapat tiga tipe, yaitu S, G dan V. Sementara di Indonesia tipe virus Corona yang menyebar tidak termasuk dalam tipe tersebut. Di luar tiga tipe itu ada yang disebut dengan tipe lain,” ucap Jubir GTPP Covid-19 Sumut Aris Yudhariansyah di Media Center GTPP Covid-19 Sumut, Kantor Gubernur Jalan Pangeran Diponegoro Nomor 30 Medan, Jumat (8/5).
Menurut Aris, hal ini sangat berkaitan dengan upaya menemukan vaksin yang tepat untuk tipe virus Corona yang menyebar di Indonesia. Untuk itu, Aris kembali mengingatkan masyarakat untuk tetap mematuhi protokol kesehatan dan tinggal di rumah adalah jawaban yang paling benar serta paling baik, sembari menunggu para peneliti dan para ahli menemukan vaksin tersebut.
“Tidak bepergian adalah langkah yang tepat, jangan mudik, tetap tinggal di rumah yang harus kita lakukan. Karena kita harus melindungi siapapun terutama saudara-saudara kita yang sudah berusia lanjut, berpenyakit kronis karena ini menjadi ancaman untuk kita semua,” katanya.
Di Sumut, perkembangan terbaru data orang yang terpapar Covid-19 di antaranya orang dalam pemantauan (ODP) berjumlah 1.436 orang, pasien dalam pengawasan (PDP) berjumlah 151 orang, pasien positif berjumlah 157 orang, pasien sembuh 48 orang dan pasien yang meninggal dunia 16 orang.
Untuk memutuskan rantai penularan di bulan Ramadan, Majelis Ulama Indonesia (MUI) sudah menganjurkan pelaksanaan tarawih dan tadarus sebaiknya dilakukan di rumah. “Mari kita laksanakan bersama. Mari kita perhatikan kembali dan kita laksanakan imbauan pemerintah bahwa Ramadan bersama keluarga di rumah, ini prinsip yang akan kita jalankan,” katanya.
Dijelaskan Aris, beberapa pengamatan menyebutkan bahwa seseorang yang di dalam tubuhnya terdapat virus dan tidak menggunakan masker, maka orang di sekitarnya memiliki peluang tertular bisa sampai 75 % karena percikan ludah. Bila menggunakan masker bisa ditekan sampai dengan 5%. (RED/KTN)