Dalam konsep “kerja hasil cepat” yang kini diarusutamakan secara nasional, pemimpin daerah tidak hanya berfungsi sebagai pelaksana, melainkan juga sebagai penggerak dan akselerator capaian nasional.
Bobby Nasution melangkah lebih jauh dari sekadar menjalankan mandat pusat. Ia menyempurnakan dan memperluas manfaat program itu dengan menambah unsur local wisdom dan kepedulian nyata — antara lain mengupayakan penggratisan biaya akad, notaris, dan administrasi bank bagi masyarakat.
Kebijakan itu bukan hanya mempermudah akses kepemilikan rumah, tetapi juga menghadirkan rasa keadilan sosial yang substansial, di mana rakyat kecil tidak dibebani oleh mekanisme teknokratis yang sering kali memberatkan mereka.
Dalam kebijakan publik, hal semacam ini disebut sebagai “inovasi kebijakan berbasis kebutuhan nyata (need-based policy innovation)”, yaitu ketika pemimpin daerah menyesuaikan implementasi program nasional dengan konteks sosial-ekonomi masyarakatnya.
*Laboratorium Kepercayaan Nasional*
Dukungan Andi Atmoko Panggabean memberi pesan kuat ke tingkat nasional bahwa Sumatera Utara kini sedang menjadi laboratorium kepercayaan nasional.
Di bawah kepemimpinan Gubernur Bobby Nasution, Sumut menunjukkan kapasitasnya sebagai provinsi yang tidak hanya siap menerima amanah program nasional, tetapi juga mampu mempercepat dan memperkaya hasilnya.
Dalam terminologi politik pembangunan, langkah seperti ini memperkuat kredibilitas kepemimpinan daerah.
Kredibilitas itu penting, karena menjadi modal sosial yang menumbuhkan kepercayaan pemerintah pusat dan pelaku ekonomi nasional untuk terus menyalurkan investasi, program, dan tanggung jawab pembangunan ke Sumatera Utara.
