MEDAN – Kliktodaynews.com|| Gubernur Sumatera Utara (Gubsu) Edy Rahmayadi bercerita soal buruknya kondisi jalan berstatus provinsi yang ada di wilayahnya. Edy mengatakan jalan ini merupakan jalan terburuk di Indonesia.
“Dari 2019, Februari, kita berusaha untuk membenahi jalan kita yang membuat rakyat kita susah. Jalan yang terburuk di Indonesia ini, Sumatera Utara,” kata Edy di rumah dinasnya, Medan, Sumatera Utara, Jumat (11/2/2022).
Edy mengatakan hal itu saat bertemu dengan sejumlah tokoh masyarakat yang ada di Sumut. Edy mengatakan predikat terburuk itu karena panjangnya jalan berstatus provinsi yang ada di Sumut yaitu 3005,5 km.
Mantan Pangkostrad itu menyebut kondisi panjangnya jalan itu tidak diikuti dengan APBD yang cukup untuk perbaikan jalan. Dia menyebut setiap tahun hanya ada Rp 300 miliar dari APBD untuk perbaikan jalan.
“Uangnya setiap tahun hanya Rp 300 miliar. Kalau Rp 300 miliar, berarti 1 km butuh Rp 5 miliar. Kalau uangnya Rp 300 miliar, berapa kilo yang dikerjakan, hanya 60 km satu tahun,” tuturnya.
Edy mengatakan buruknya kondisi jalan di Sumut ini menjadi masalah yang serius. Dia menyebut warga dari Karo datang ke Istana Negara juga untuk mengadukan kondisi jalan yang rusak.
“Langkah yang saya ambil dari Februari 2019, saya mau pinjam uang dari SMI, kami berangkat ke Jepang, berangkat ke Korea, untuk pakai dana. Tak bisa,” ujar Edy.
Karena tidak mendapatkan pinjaman itu, Edy mengatakan pihaknya akan menggunakan metode penganggaran tahun jamak (multi years) untuk perbaikan jalan ini. Anggaran yang disiapkan untuk perbaikan jalan yaitu Rp 2,7 triliun.
“Sampai mau habis masa jabatan saya, dapat lah langkah. Langkahnya adalah ada tahun jamak namanya. Sampai kita bisa lakukan (perbaikan) 450 km sampai 500 km. Paling tidak jalan berlubang sebesar meja ini, itu yang kita prioritaskan ke seluruh kabupaten dan kota,” sebut Edy.
Edy meminta agar penggunaan anggaran yang besar ini dipahami oleh masyarakat. Dia menyebut penggunaan anggaran besar ini untuk kepentingan rakyat.
“Tolong informasikan, jangan negatif thinking,” jelasnya.
Sumber : detik.com