Besitang Sumut-Kliktodaynews. Com
Sekelompok orang bersenjata tajam memutus jembatan kayu yang menjadi akses keluar dari hutan di Desa Sei Bamban, Kecamatan Besitang, Langkat. Sabtu ( 25/1/2020 )
Bermula ketika pukul 12.30 WIB, rombongan dari Wahana Lingkungan Hidup Indonesia ( WALHI ) bersama pihak Yayasan Pusaka Indonesia dan masyarakat adat Kedatukan Besitang dengan menggunakan dua mobil hadir di Desa Bamban, Kec, Besitang, guna melihat persoalan tenurial ( penguasaan lahan- red ) di lapangan dan berdiskusi dengan masyarakat.
Masyarakat yang berada di sana pun menunggu untuk berdiskusi upaya penyelesaian masalah tenurial di kawasan hutan Taman Nasional Gunung Leuser ( TNGL ) yang saat ini sedang terjadi konflik antara masyarakat kelompok tani hutan kemitraan konservasi yang sudah dapat izin dari TNGL dan Masyarakat Adat Kedatukan Besitang yang tidak mau menerima skema yg ditawarkan TNGL.
Seorang dari rombongan kemudian mengambil foto kondisi areal perkampungan. Tiba tiba, seorang lelaki memarahi jangan mengambil foto dan menyuruh pergi. Ia pun kembali ke warung dimana masyarakat yang menerima kedatangan akan berdiskusi bersama.
Adapun larangan tersebut hadir dari masyarakat yang sedang mengangkut kayu. Dari informan kami di lapangan mengatakan bahwa yang memarahi adalah anggota kelompok kemitraan konservasi binaan TNGL di desa yg sama.
Setengah jam kemudian, tiga sepeda motor melintas kencang sambil sengaja mengeluarkan suara keras dari knalpotnya.
Kemudian seorang dari mereka datang ke lokasi diskusi, dan mengatakan bahwa titi atau jembatan kayu dirusak. Kejadian ini terjadi di tengah diskusi, sekitar pukul 01.00.
Sekitar pukul 01.15 WIB, seorang staf penjaga TNGL wilayah Besitang hadir ke tengah diskusi. Staf tersebut menanyakan apa kegiatan yang dilakukan dan pembahasannya . Sempat terjadi cekcok antara masyarakat dengan Staf TNGL itu, namun seiring penjelasan, Staff tersebut pun memahami maksud tujuan kegiatan bahwa diskusi ini adalah kunjungan untuk melihat persoalan konflik di wilayah TNGL di Besitang.
Berselang 15 menit, seorang yang merupakan pimpinan kelompok kemitraan konservasi lingkungan mendatangi lokasi diskusi.
Diskusi pun terus berlangsung antara masyarakat dengan Staf TNGL Besitang. Masyarakat juga mengadukan terkait jembatan yang dirusak. Staf TNGL berjanji segera akan mengkondisikan jembatan baik kembali.
Namun, ada anggota masyarakat yang memberikan informasi bahwa sekelompok orang yang merusak jembatan masih berjaga di sana dengan membawa senjata tajam. Diskusi pun terus berlangsung dan ditutup dengan makan siang bersama.
Sekitar pukul 15.15 saat rombongan Walhi yang dihadiri oleh Eksekutif Nasional Walhi Oslan Purba, Pihak Yayasan Pusaka dan Perwakilan Masyarakat Adat hendak kembali ke Medan, dikabarkan bahwa bahwa jembatan masih rusak, dan belasan orang bersenjata tajam menunggu di jembatan.
Hingga berita ini kami turunkan, dikabarkan pihak kepolisian setempat sudah tiba di lokasi.
Sumber : oxonews