Batu Bara – Kliktodaynews.com
Project Manager KTIP Waskita Karya (WK) Hamim Mufijar, ST yang Didampingi Humas PT Waskita Karya Joko Bagus Priono, Pengusaha RM 100 H. Kholili, Pengamat Pembangunan Erwin Sinurat, SH dan Moderator H. Agus Harian Waspada, Gelar Acara Coffe Morning bersama Insan Jurnalis Batu Bara, Membangun Bangsa dengan Thema ” Pembangunan Jalan Tol Medan-Tebing Tinggi-Indrapura-Kuala Tanjung-Dampak Pembangunan Ekonomi Masyarakat Acara Coffe Morning di Selenggarakan Kono Kopi Jalan Kopertis Indrapura Kecamatan Air Putih, Kabupaten Batu Bara, Jumat 28/8/2020.
Dikatakan Hamim sesuai arah pembangunan pemerintah pusat yang menjadikan Kabupaten Batu Bara sebagai kawasan ekonomi yang masuk program nasional pemerintah seperti Bontang, Kuala Tanjung sebagai pelabuhan hub Internasional terintegrasi dengan Kawasan Ekonomi Eksklusif (KEK) Sei Mangkai.
Masih menurut Hamim, masyarakat Batu Bara patut bersyukur.
” Diakuinya dampak pembangunan jalan tol saat ini belum terlihat bahkan merusak jalan nasional. “Itu memang dampak negatif pembangunan yang tidak dapat dihindari”, terang Hamim didampingi Humas PT WK Joko Bagus Priono.
Namun diingatkan Hamim kelak setelah jalan tol selesai akan mendatangkan banyak manfaat bagi masyarakat Batu Bara.
Pada jangka menengah dan jangka panjang, jika Kuala Tanjung telah menjadi kawasan industri seperti Bontang akan menyerap banyak lapangan kerja. Selain itu menumbuhkan pusat pertumbuhan ekonomi kawasan.
“Keberadaan jalan tol tidak akan mematikan jalan lintas karena jalan tol tujuannya mempercepat akses transportasi”, tegas Hamim.
Bahkan diulanginya, dengan jalan tol di Batu Bara akan mempercepat kemajuan pelabuhan dan kawasan industri Kuala Tanjung.
Kehadiran jalan tol yang telah sampai di Kabupaten Batu Bara dan sedang tahap pembangunan dipastikan tidak akan mematikan jalan lintas yang telah ada atau jalan konvensional. Terlebih lagi kelak akan ada 4 jalan interchange di Kabupaten Batu Bara yang merupakan akses keluar masuk jalan tol.
Menjawab pertanyaan Darman tentang pengangkutan material yang menyebabkan kerusakan jalan daerah serta rumah penduduk retak,
Hamim menjelaskan saat awal sebelum pengerjaan pihaknya telah minta ijin menggunakan jalan dan membangun Memorandum of Understanding (MoU).
Salah satu butir MoU disebutkan Hamim adalah kondisi jalan yang dilalui alat berat PT WK akan dikembalikan seperti semula setelah pengerjaan selesai.
Meski begitu Hamim memastikan selama masa pengerjaan pihaknya akan terus melakukan perawatan jalan di ruas jalan yang rusak.
Mengenai rumah warga yang mengalami retak atau rusak akibat getaran ditegaskan Hamim segera dilakukan perbaikan. “Sudah 30 rumah yang diperbaiki. Namun butuh waktu untuk memperbaikinya mungkin sekitar 1 bulan”, ujar Hamim.
Ditambahkan Humas PT WK Joko Bagus, PT WK memiliki tim untuk memantau kondisi jalan dan rumah retak sehingga bila terjadi kerusakan akan dilakukan perbaikan.
“Berkomunikasilah dengan kami bila ada kerusakan agar cepat kita atasi”, pinta Bagus.
Atas pertanyaan Patar Sitorus, Hamim kemudian menuturkan ruas tol Kuala Tanjung-Indrapura yang merupakan tanggungjawab pihaknya sepanjang 18,05 Km.
Sementara lahan yang bisa dikerjakan mencapai 14 Km sedangkan 4 Km lagi belum terbuka. Mengenai progres baru 45% terselesaikan dimana sepanjang 3,5 Km telah menjadi jalan tol.
Permasalahan yang terjadi saat ini dikatakan Hamim adalah penyelesaian ganti rugi lahan dari Bandar Tinggi-Indrapura. Diungkapkan Hamim masih ada 20 bidang lahan belum dibebaskan dan 70 bidang lahan belum ada persetujuan dengan pemilik lahan.
“Kendala pembebasan lahan sebenarnya bukan tanggungjawab PT WK namun PPK jalan dan BPN. Meski begitu Sudah 90% disetujui namun ada kendala administrasi dan pandemi Covid-19. Sedangkan 10% lagi bisa jadi diselesaikan lewat PN”, urainya.
Hamim berharap hingga akhir tahun ini sudah dapat dilalui untuk libur tahun baru dan Agustus 2021 diharapkan dapat selesai. “Tapi dengan catatan masalah lahan sudah terselesaikan”, ingat Hamim. (STAF07/KTN)