Batubara-Kliktodaynews.com Terkait Pembebasan Lahan Desa Kuala Indah Kecamatan Sei Suka Kabupaten Batu Bara Dalam Wacana Pembangungan Pelabuhan Hub Internasional dan Fasilitas Penunjang Kuala Tanjung Kembali Dilaksanakan. di Balai Desa Kuala Indah Digelar Kembali Pihak Pemerintahan Batu Bara Konsiltasi. Kamis 13/2/2020.
Meski terus mendapat sorotan hal janggal juga terjadi di kegiatan tersebut saat Ketua Tim Bupati Untuk Percepatan Pembangunan (TBUPP) Batu Bara, Syaiful Syafri, membuka dan memberi arahan di awal kegiatan.
Usai membuka, Syaiful Syafri langsung bergegas meninggalkan lokasi dan keluar ruangan, wartawan menanyakan ihwal penyampaian Syaiful Syafri ke warga di pembukaan konsultasi.
“Daerah ini ditetapkan sebagai kawasan industri, maka kewajiban pemerintah kabupaten Batu Bara untuk ikut mempercepat proses pembangunan itu,” ucap Syaiful Syafri, mantan Ketua Tim Pemenangan Zahir-Oky,
Maka, dipandang perlu karena daerah ini akan dibangunkan industri kilang minyak dan Petrokimia oleh PT Pertamina kita bertatap muka dengan seluruh masyarakat.
Menyambungkan komentarnya, Syaiful Syafri menggurui masyarakat agar lebih paham.
“Jadi masyarakat tu harus paham, harus mengerti,” ucapnya.
Nah, lanjutnya, bapak lihatkan masyarakat sudah semakin kondusif baik bisa menerima semua program-program pembangunan itu.
Tidak mengetahui posisi dan sosok pria berkepala plontos tersebut, di akhir wartawan pun menanyakan mengenai akan dirinya. Lalu dijawab.
“Saya Syaiful Syafri. Saya pejabat Bupati Batu Bara tahun 2008,” tutupnya.
Hal yang sangat berbeda dengan apa yang disampaikan oleh M Arsyad Nainggolan salah satu tokoh pemekaran Kabupaten Batu Bara pada akun fbnya yang nemaparkan bahwa
Ganti rugi tanah disatu kampung bukanlah semudah membalikkan telapak tangan.
Seharusnya pemkab mencari solusi yang arif karena tidak hanya persoalan ganti rugi.
Di sana ada kehidupan yang telah terjalin puluhan bahkan ratusan tahun.disana sudah terjalin ikatan dan saling membutuhkan.jika hanya ganti rugi selanjutnya mereka akan berpencar tidak lagi menjadi satu komunitas.
Yang mereka selama ini sudah ada harapan yang sudah ada berkaitan usaha, meraka yang sudah ada boat, sampan ini semua akan tidak befungsi lagi , harapan mereka kedepan anak anak mereka
Solusi yang harus di lakukan antara lain
merelokasikan mereka satu kampong itu menjadi satu areal.
Jadi sekali lagi jangan orang yang tak faham denyut jantung masyarakat Batu Bara sok lantam mau menyelesaikan persoalan Batu Bara apa lagi berlagak arogan” ungkapnya. (Staf07/KTN)