BATU BARA – Kliktodaynews.com|| Kelurahan Lima Puluh Kota, Kecamatan Lima Puluh, Kabupaten Batu Bara digadang-gadangkan menjadi Ibu Kota, bahkan areal pertapakan perkantoran bupati seluas 50 hektare telah disiapkan.
Khairil Anwar (59), tokoh masyarakat Lima Puluh, Minggu (08/05/2022). Usia Kabupaten Batu Bara saat ini 15 tahun,
di mekarkan dari Kabupaten Induk Asahan, namun jauh yang diharapkan, bahkan lebih buruk, akibat sama sekali tak tersentuh pembangunan.
Hal ini dirasakannya, seperti buruknya infratruktur jalan dan drainase menuju Pasar Lima Puluh, yang berada di samping rumahnya. Bertahun-tahun drainase di lingkungan tempat tinggalnya tak tersentuh pembangunan, bahkan jika dimusim penghujan bak kubangan kerbau, ungkap Khairil Anwar yang disapa akrab ucok.
” Samping itu Sihite (66), tokoh masyarakat yang membuka usaha di Jalan Perdagangan, juga menyampaikan pemandangan di lima puluh kota ini sudah tak sedap.
Pasalnya, hampir seluruh drainase tertutup. ” seperti di jalan protokol, tapi drainasenya tak berfungsi, bahkan jika hujan semua tergenang,” cetus sihite dengan nada kecewa.
Pantauan media di lapangan, hampir keseluruhan drainase di perempatan jalan nasional dan kabupaten ini tak berfungsi yang berada di perempatan jalan lintas sumatera (Jalinsum).
Pemilik rumah pertokoan, bahu membahu bergotong rotong membersihkan drainase mencegah terjadinya banjir, karena drainse penuh tanah.
Baru kali ini warga Kelurahan Lima Puluh, meluapkan kekecewaan terhadap kepemimpinan Bupati Zahir.
Sisi lain, Jika saya berpendapat, ini bukti Bupati Zahir tak berempati dengan warga Kelurahan Lima Puluh,” sebut tokoh masyarakat yang enggan namanya dipublikasikan.
Sambungnya, salah satu pembangunan Pasar Lima Puluh yang jauh berbeda dengan Pasar Simpang Dolok. “Lihat aja, besar dan kualitas pasarnya berbeda. Ada apa dengan Lima Puluh,” pungkasnya.
Seharusnya sebagai wajah Ibu Kota sudah saatnya Kelurahan Limapuluh, berbenah dan di tata.
Mulai dari drainase, trotoar, lampu penerangan jalan hingga kebersihannya diperhatikan.
“Untuk apa dibangun rumah UMKM dan Dekranasda miliaran rupiah di pelosok-pelosok, namun wajah kota bak kubangan kerbau dan gelap gulita dimalam hari?” pungkasnya.
Tentu saja pembangunan yang dilakukan ini menjadi pertanyaan di benak warga Kelurahan Limapuluh.
” Kalau hanya pembangunan untuk kepentingan pribadi atau golongan, lebih baik kita bersikap di Pemilu mendatang,” tegasnya.
Tokoh Masyarakat Limapuluh, Khairil Anwar (56) keluhkan jalan rusak dan tergenang air karena drainase tak berfungsi. (STAF07/KTN)