Batu Bara – Kliktodaynews Budaya Mutu Sekolah (BMS) adalah merupakan faktor penting dalam membentuk siswa menjadi manusia yang memiliki sikap optimisme, berani, terampil, ulet, disiplin, berpikir kritis, kreatif, kolaboratif serta komunikatif.
Jum’at (4/9/2019) dikatakan oleh Plt Kadis Pendidikan Kab. Batu Bara, Ilyas Sitorus bahwa Sekolah yang memiliki keunggulan budaya mutu dapat dilihat dari beberapa variabel seperti manajemen sekolah, proses pembelajaran, kegiatan ekstrakurikuler, kinerja perpustakaan, dan usaha kesehatan sekolah, yang bermuara pada capaian prestasi sekolah.
“Iyaa.. kemarin pada Kamis (3/9/2019), kami memqng mendampingi Tim Visitasi Sekolah yang Lolos Dalam Lomba Budaya Mutu Sekolah (LBM) dari Kemendikbud RI. Setelah mengikuti beberapa tahap penilaian, SD Swasta Islam Terpadu Al Ihya, komplek perumahan Tanjung Gading Kabupaten Batubara ini ditetapkan sebagai mewakili Kab. Batubara provinsi Sumatera Utara dalam lomba Budaya Mutu Sekolah tahun 2019”, pungkasnya.
SDS Islam Terpadu Kabupaten Batubara sendiri adalah satu ekolah dari 5 kabupaten lain yang terpilih mewakili Sumatera Utara yang sebagai peserta Lomba Budaya Mutu Sekolah tahun 2019. Maka dari itu Ilyas Sitorus berharap, Lomba Budaya Mutu ini dapat menjadi contoh bagi sekolah dasar lainnya di bawah disdik kabupaten Batubara.
Ilyas juga memberi himbauan kepada sekolah-sekolah lain di Kab. Batu Bara, agar terus meningkatkan kualitas hasil belajar dan kualitas pendidikan di sekolahnya. “Saya memberikan apresiasi kepada semua pihak pelaku pendidikan khususnya terhadap Sekolah Dasar Swasta Islam Al Ihya yang telah mengambil peran aktif untuk mengharumkan nama baik kabupaten Batubara, bekerja keras menggali dan mengembangkan potensi peserta didik”, ucap Ilyas.
Sementara itu Nur Fitriana yang biada disapa dengan panggilan Mbak Fia selaku Tim Visitasi Direktorat Pembinaan sekolah dasar Ditjen Dikdasmen menjelaskan, bahwa sasaran kegiatan Lomba Budaya Mutu Sekolah Dasar (SD) ini dibagi dalam bahagian dan sasaran diantaranya:
1. Sasaran LBM SD tahun 2019 sebanyak 1.664 sekolah dasar terdiri atas:
a. Kategori SD Rujukan, sebanyak 514 sekolah;
b. Kategori SD Negeri (Non Rujukan), sebanyak 514 sekolah;
c. Kategori SD Swasta, sebanyak 514 sekolah; dan
d. SD Wilayah 3T (Negeri), sebanyak 122 sekolah.
2. Dari seluruh sekolah sasaran LBM SD akan diseleksi menjadi 150 sekolah untuk dilakukan visitasi, dan selanjutnya akan ditetapkan sebanyak 120 sekolah yang berhak mengikuti Grand Final;
3. Komponen penilaian LBM SD mencakup, 1) Pembelajaran, 2) Manajemen Berbasis Sekolah, 3) Ekstrakurikuler, 4) Perpustakaan Sekolah, dan 5) UKS.
5. Setiap sekolah dasar peserta LBM SD wajib melakukan registrasi secara daring (online) paling lambat tanggal 31 Mei 2019 yg lalu.
“Dari provinsi Sumatera Utara ada beberapa kabupaten dan kota saja yang mampu mengikuti Lomba Budaya Mutu Nasional 2019 tersebut. Seperti kabupaten Batubara, Deli Serdang, Humbang Hasudutan, Mandailing Natal, Kota Padang Sidimpuan dan Pematang Siantar”, ujar Mbak Fia menambahkan.
Mbak Fia juga menambahkan, dalam kegiatan visitasi penilaian ini dilakukan dengan melibatkan responden kepala sekolah, guru, dan siswa sekolah guna pencapaian budaya mutu yang diharapkan.
Harapan yang sama juga disampaikan anggota DPRD fraksi PKS Amat Mukhtas yang ternyata juga merupakan salah seorang pendiri SD Swasta Islam Terpadu Al-Ihya bahwa sekolah ini sama sekali tidak mencari keuntungan, namun lebih mengedepankan pendidikan karakter dan agama. Prestasi itu, tambahnya akan menjadi sebagai motivasi dan semangat bagi siswa-siswi di Sekolah ini maupun di sekolah-sekolah lain.
“Semoga ini jadi penyemangat bagi sekolah di Batubara dalam membangun budaya mutu sekolah dengan baik, kedepan kita harus secara bersama-sama dan bersinerji membangun pendidikan, meningkatkan motivasi untuk maju bersama dan berkualitas bersama, menciptakan kompetisi yang sehat untuk kemajuan pendidikan di Batubara”, sambung Ilyas Sitorus.
“Penilaian lomba dilakukan melalui 4 tahap, yaitu penilaian tahap 1 mencakup seleksi administrasi secara online berdasarkan hasil analisis dari berbagai variabel sekolah. Penilaian tahap II penilaian kinerja sekolah yang didokumentasikan dalam bentuk Fortopolio. Sedangkan Penilaian tahap III yakni visitasi ke sekolah langsung, dan penilaian tahap IV dengan Presentasi”, ucapnya memberi penjelasan.
Sementara di SD Islam Terpadu Al Ihya untuk Penilaian, sebagaiamana yang diutarakan Ilyas sebelumnya, telah lolos seleksi tahap 1 dan 2. Kemudian akan mengikuti penilaian tahap III (tiga) melalui visitasi oleh tim penilai dengan responden Kepala Sekolah, guru, dan siswa.
Pemilihan ini sendiri baik menurut Ilyas Sitorus maupun Nu Fitriana, difokuskan hanya pada penilaian mutu pendidikan secara keseluruhan, yang mencakup: budaya mutu pembelajaran, budaya mutu ekstrakurikuler, dan budaya mutu manajemen berbasis sekolah (MBS).
“SD Swasta Islam Terpadu Al Ihya dalam Lomba Budaya Mutu tingkat Nasional ini akan dipersiapkan untuk mewakili Batubara pada event nasional tahun 2019, dan kita berharap semoga kabupaten Batubara bisa menjuarai even nasional tahun ini”, bilang Nur Fitriana menimpali apa yang dikatakan oleh Ilyas Sitorus.
Reporter | Bima Pasaribu