SIBOLGA – Kliktodaynews.com|| Akhirnya mantan Walikota Sibolga Periode 2010-2020, Drs.H.M.Syarfi Hutauruk yang tidak jadi Imam/Khatib di Masjid Sibabangun pada Idul Adha lalu, atas adanya gerakan penolakan dilakukan oknum mantan pejabat Tapteng, mendapat tanggapan sindiran politis dari Drs.H.M.Syarfi Hutauruk.
Walikota Sibolga Periode 2010-2020 menyebutkan, “marilah kita sebagai orang pembesar dinegeri sana untuk jangan melakukan pembodohon dan mengajari kebencian kepada masyarakat dan marilah kita mengajari ajaran Agama yang kita anut sesuai keyakinan kita, katanya diacara undangan kehormatan dari masyarakat Kelurahan Pasar Belakang Kecamatan Sibolga Kota pada Selasa (12/7/2022) saat diminta tanggapannya oleh sejumlah awak media.
Masih menurut Syarfi, “saya juga pernah menjadi Walikota Sibolga, sangat dekat sama masyarakat, jadi kalau saya datang masyarakat ingin ramai ramai kan sangat wajar, karena mereka saudara-saudara ku, saya dekat dengan masyarakat jangan diartikan macam-macam. Kalau ditarik tarik ke politik tahun 2024, saya ngak bisa lagi, mau jadi Bupati karena saya sudah tua”, cetusnya.
“Cuma orang bodoh yang mau menarik narik ke politik atas tidak maunya saya sebagai Imam/Khatib di Masjid Sibabangun, jadi jangan diajak bodoh masyarakat, masyarakat ini juga sudah cerdas”.
Ketika ditanya, ternyata kunjungannya ke sibolga tapteng sudah ditarik-tarik kepolitik jawabannya, “yach mungkin ada yang terusik, terganggu, itu aja.Kan saya wajar pulang kekampung kelahiran saya di Kabupaten Tapanuli Tengah dan kalau soal berkurban itu sudah nazar saya.
“Sewaktu saya menjadi anggota DPR RI pun, sering berkurban sampai ke Manduamas, Sorkam dan beberapa kecamatan lainnya yang ada di Tapteng, lalu kenapa jadi pusing dengan mereka”, ujarnya santai.
Untuk mengatasi itu, “kenapa dipikirin, cuek aja, emang gue, pikirin yang penting gue lurus lurus aja jalannya, itu saja, soal lu membengkok-bengkokkan, urusan lu, soal kau beranggapan negatif, itu urusan kau sama Tuhan mu, soal saya beramal itu urusan saya sama Tuhan saya kan itu aja”, sindirinya tanpa menyebut yang dimaksud.
“Jadi jangan dipusingkan yang begitu, biarlah orang pusing memikirkan kita, dari pada kita memikirkan orang, yang penting kita anggap ini jalan yang terbaik, saya dari dulu membangun silaturahmi dengan siapapun, jangan yang mendukung saya, yang tidak mendukung saya pun selalu saya bangun komunikasi, dan silaturahmi”, sebutnya.
“Yang dalam penjarapun saya keluarkan, kepala dinas yang berlawananpun pada saya tetap saya pakai, kalau bagus kinerjanya saya pakai, tapi kalau ngak bagus saya buang, jadi itulah cara saya berpolitik, jadi saya jangan ditarik tarik ke politik soal Agama, itu bukan tipe saya, dewasalah kita yang sudah pernah menjadi pembesar”, tandas Drs.H.M.Syarfi Hutauruk.(HP/KTN).