Bank Indonesia Sibolga Dinilai Gagal Memberikan Edukasi Rupiah Kepada Masyarakat

Keterangan Foto : Helman Tambunan
Bagikan :

Sibolga, Kliktodaynews.Com|| Pasca berhasilnya Pasutri (Pasangan Suami Istri) mengedarkan sebagian uang Rupiah palsu di Pasar Onan Barus, Sumatera Utara, menandakan rendahnya pengetahuan masyarakat membedakan uang rupiah asli atau palsu.

Hal itu disampaikan salah seorang awak pers, Helman Tambunan kepada sejumlah wartawan di Kota Sibolga, Kamis (16/3/2023).

Helman yang merupakan wartawan Harian Sinar Indonesia Baru Medan yang bertugas di Tapanuli Tengah itu mengungkapkan rendahnya pengetahuan masyarakat tidak terlepas dari kegagalan Bank Indonesia Perwakilan Sibolga untuk memberikan edukasi tentang uang rupiah.

Dikatakan, bahwa memang setelah berhasil mengedarkan sebagian uang rupiah palsu, Pasutri kemudian diamankan masyarakat. Tetapi pelaku diamankan karena merasa curiga atas perilaku pelaku yang berulangkali membeli dengan uang pecahan Rp 100 ribu di lokasi yang sama, bukan karena curiga bahwa uang Rp 100 ribu itu palsu atau asli.

Menurutnya, disitulah letak kegagalan Bank Indonesia memberikan edukasi kepada masyarakat. Padahal secara aturan, Bank Indonesia bertanggungjawab terhadap pemberantasan uang rupiah palsu.

Mirisnya, kata Helman, “pasca penangkapan pelaku pengedar uang palsu, belum ada tanggapan dari Bank Indonesia tentang apa langkah dan regulasi yang akan diambil Bank Indonesia Perwakilan Sibolga. Seakan tidak peduli terhadap apa yang terjadi di tengah masyarakat Sibolga dan Tapanuli Tengah”, katanya.

“Seharusnya, ucap eks aktivis GMNI itu Bank Indonesia perlu menjelaskan kepada masyarakat bahwa apakah peredaran uang palsu yang terjadi di masyarakat itu akan berpengaruh terhadap nilai rupiah? atau juga akan berpengaruh terhadap inflasi? Dan apa himbauan kepada masyarakat Tapteng dan Kota Sibolga”, tandasnya.(HP).

Bagikan :