Dirinya menyebut bahwa LCDI merupakan program prioritas nasional untuk mempertahankan pertumbuhan ekonomi dan sosial melalui aktivitas dengan intensitas emisi Gas Rumah Kaca (GRK) yang rendah.
Pihaknya bersama tim yang terlibat telah beberapa kali berdiskusi dengan Bappedalitbang Kabupaten Samosir terkait identifikasi lokasi dan juga telah menurunkan pihak konsultan.
“Maka hari ini, kami ingin berdiskusi lebih lanjut, untuk mendapat perkembangan terbaru terkait pelaksanaan proyek ini. Mulai dari satus lahan, hingga komitmen masyarakat pemanfaat sehingga betul-betul berkelanjutan untuk masyarakat”, ungkapnya.
Hal yang sama juga disampaikan oleh Senior Advisor UKFCDO, Ida Suriany Nainggolan. Dia menambahkan, bahwa program ini merupakan salah satu dari beberapa program kerjasama bilateral antara pemerintah Indonesia dengan Inggris.
Program ini merupakan program LCDI fase 2, dengan Bappenas sebagai partner utama, didukung juga oleh Kemendagri dan membangun kemitraan bersama dengan legislatif dan sektor privat.
“Bagi kami yang terpenting adalah lokasi yang tepat, legalitas lahan, dan kepastian RTRW yang melindungi area persawahan yang akan menerima manfaat proyek ini, sehingga dapat berkelanjutan”, ujarnya.
Ida juga berharap proyek ini dapat memberi nilai tambah untuk sektor lainnya, dan terintegrasi dengan kegiatan lain yang bisa mendorong peningkatan perekonomian masyarakat.
Wakil Bupati Samosir Ariston Tua Sidauruk dalam sambutannya, mengucapkan selamat datang kepada seluruh tim yang hadir di Kabupaten Samosir, Titik Awal Peradaban Batak.