Direktur TSTH2 Prof. Sri Fatmawati menjelaskan kawasan ini terdiri dari beberapa area, termasuk riset dan pembibitan. Beberapa tumbuhan yang dikembangkan di sini adalah bunga telang, kemenyan, ubi ungu, bawang putih, kentang, dan kunyit.
“Kami juga mencoba mengolahnya menjadi produk turunan seperti keripik, serbuk, kosmetik, dan bioetanol,” katanya.
Sementara itu, Vice Minister for Foreign Economic Relations of the Ministry of Foreign Affairs of the Netherlands Michiel Sweers, menilai riset seperti ini merupakan langkah luar biasa dalam pengembangan tanaman hortikultura, yang kemudian diimplementasikan dalam program food estate.
Dia menerangkan saat ini ada beberapa jenis tanaman hortikultura yang menjadi primadona di Belanda dan memungkinkan bisa ditanam di Indonesia.
Ketua DEN Luhut Binsar Pandjaitan menyambut baik kehadiran para delegasi dari Belanda ini. Saat ini, Indonesia fokus pada sektor pertanian dan ketahanan pangan. Kawasan ini akan berubah dalam kurun waktu dua tahun ke depan.
“Spirit itu juga melandasi kehadiran Pusat Sains dan Teknologi Herbal serta Hortikultura (TSTH) di Humbang Hasundutan. Kami membangun ekosistem berbasis komunitas untuk riset benih, rumah kaca, dan pelatihan petani. Sejumlah inisiatif strategis sedang dikembangkan: pusat pembibitan bawang putih, restorasi hutan kemenyan, penguatan pertanian kopi Arabika, serta pengembangan kakao dan minyak atsiri. Semua ini sejalan dengan semangat hilirisasi sektor pertanian dan visi swasembada pangan nasional”, terang Luhut.