Samosir-Kliktodaynews.com RS. Royal Prima melalui tes PCR menyatakan bahwa wanita asal samosir dengan inisial nama AP, positif Covid-19 Senin (22/06).
AP Saat dikonfirmasi oleh KLIKTODAYNEWS melalui telepon seluler pada Rabu (24/06) pukul 14.00 mengatakan 2 minggu yang lalu terakhir ke samosir.
“Saya terakhir ke Samosir hari Rabu malam tanggal 10 juni dan kembali lagi ke Medan pada tanggal 16 Juni 2020 lalu,” ujar AP.
Selama berada di Samosir, AP mengaku melakukan perjalanan kebeberapa tempat lokasi wisata yang ada di seputaran Samosir dan sekitar kampungnya di JM, Kecamatan Harianboho Samosir.
“Selama di Samosir aku jalan-jalan bersama teman saya EG di Pangururan yang saat ini juga sudah balik ke Medan bekerja,” jelasnya.
Hal ini bertolak belakang dengan pernyataan juru bicara Gugus Tugas Covid-19 Kabupaten Samosir Rohani Bakara pada rilis beritanya di grup WA Kominfo- Pers Samosir yang menyatakan bahwa ada warga KTP Samosir dan tinggal di Medan dinyatakan positif Covid-19 namun tidak pernah melakukan perjalanan selama masa pandemi ke Samosir.
“Terkait adanya satu orang positif covid -19, pasien tersebut adalah warga beridentitas Samosir yang bekerja di luar Samosir dan tidak tinggal di Samosir saat ini, juga tidak pernah melakukan perjalanan ke Kabupaten Samosir selama masa pandemi covid-19 dan tidak terpapar di Samosir,” terang Rohani Bakara pada rilisnya Selasa malam, 23 Juni 2020.
Bupati Samosir Rapidin Simbolon ketika melakukan press rilis pada Rabu,(24/6/2020) di Kantor Bupati Samosir juga mengtakan berdasarkan data perjalanan dipintu gerbang perbatasan Samosir bahwa pasien AP tidak pernah ke Samosir.
“Kita sudah mencek keseluruh petugas dilapangan baik pintu masuk via danau maupun darat di tele bahwa yang bersangkutan tidak pernah datang ke Samosir,” tegas Rapidin Simbolon.
Menurut AP, dirinya terdeteksi positif Covid-19 ketika perusahaan swasta tempatnya bekerja yang berada di Mandala melakukan tes PCR secara massal kepada seluruh karyawan di RS. Royal Prima pada Senin, 23 Juni 2020 dengan mengambil swab dari hidung dan mulut.
“Saat mau bekerja, perusahaan melakukan tes corona dan biasanya tes dari darah tapi sekali ini tes melalui hidung dan mulut dan waktu di tes pagi hasilnya keluar malam dan hasilnya positif,” tambahnya.
Dikemudian hari AP mengaku dihubungi oleh pihak rumah sakit dan diminta untuk datang ke RS. Siti Hajar tapi AP mengaku tidak mengetahui tempatnya dan minta dijemput oleh pihak rumah sakit.
“Masa aku diminta ke rumah sakit dan melapor, kalau sudah urusan rumah sakit ya urusan mereka lah, jadi saya duduk-duduk lah diwarung disimpang pos minta untuk dijemput mereka,” jelasnya.
AP juga mengaku sama sekali tidak berniat untuk pulang ke Samosir karena berharap masih dapat bekerja seperti biasanya.
“Saya tidak tau dimana Rs. Siti Hajar itu, jadi saya minta untuk dijemput,” tambahnya.
Setelah dijelaskan oleh petugas kesehatan bahwa dirinya sudah didaftarkan di RS. Siti Hajar merasa tidak baik dilihat masyarakat bila dijemput ambulance, akhirnya AP datang sendiri dengan kendaraan ojek online ke rumah sakit tersebut.
“Jadi gak benar saya lari dari rumah sakit dan hendak pulang ke Samosir, malahan saya lama nunggu-nunggu didepan RS. Siti Hajar ini dan sempat membentak petugas kesehatan karena membiarkan saya lama menunggu disana” jelasnya.
Hingga saat ini AP mengaku merasa tidak mengalami gejala pasien covid-19 seperti demam, flu maupun sesak nafas.
“Justru karena tekanan akibat memikirkan viral-viral ini tambah lagi isolasi ini, aku takut asam lambung ku nanti yang kambuh, nanti kalau aku mati karena asam lambung dibilang pula nanti karena corona,” keluhnya.
AP berharap dapat dilakukan pemeriksaan ulang untuk memastikan benar tidaknya dirinya positif Covid-19 karena merasa tidak mempunyai gejala atas penyakit menular ini.
“Saya mau di tes kedua di RS. Murni Teguh dan tidak diisolasi supaya dapat memastikan yang sebenarnya,” pintanya mengakhiri (EDW/KTN)