Di mana rata-rata sehari produksi mie pada 1 produsen adalah 1 ton (1.000 kilogram).
“Sampai saat ibu tim penyelidik BBPOM di Medan masih melakukan penelusuran terhadap sumber perolehan formalin tersebut di Kota Medan,” tukasnya.
Sebelumnya, Plt Kepala Dinas Kesehatan Kota Pematangsiantar Urat Hatoguan Simanjuntak SKM MKes menerangkan temuan 400-an liter formalin di Kota Pematangsiantar setelah dilakukan pengembangan saat BBPOM melakukan pembinaan terhadap pengusaha mie basah di Kota Pematangsiantar dan Kabupaten Simalungun.
“Sebelumnya, BBPOM sudah pernah sidak ke Pasar Dwikora Parluasan dan menemukan mie basah berformalin,” sebut Urat.
Lalu, lanjutnya, pihaknya bersama BBPOM menindaklanjutinya ke salah satu apotek di Jalan Rakutta Sembiring.
“Kita memancing distributor formalin. Ternyata berasal dari Kota Medan dan sudah ditindaklanjuti BPOM Medan,” ujarnya, seraya menambahkan pabrik mie basah berformalin diemukan di Kelurahan Tomuan Kecamatan Siantar Timur.
Usai kegiatan, Wesly didampingi Ketua TP PKK Ny Liswati Wesly Silalahi mengatakan, temuan distributor formalin di wilayah Kota Pematangsiantar merupakan sebuah langkah besar yang menunjukkan komitmen bersama untuk menciptakan lingkungan yang lebih sehat dan aman bagi masyarakat, khususnya dalam hal pangan yang dikonsumsi setiap hari.
Sebagai bagian dari Pemerintah Kota (Pemko) Pematangsiantar, Wesly mengaku bangga dan menyatakan langkah tersebut merupakan komitmen dan hasil sinergi seluruh elemen masyarakat.
“Kita semua menyadari, penggunaan bahan berbahaya seperti formalin pada pangan merupakan ancaman serius terhadap kesehatan dan keselamatan warga,” sebut Wesly.
