Koordinator Bidang Air Minum dan Sanitasi Direktorat Perumahan dan Kawasan Pemukiman/Bappenas Nuraisyah Nasution dalam sambutannya menyebutkan, air minum langsung harus bisa segera dituntaskan.
“Tapi butuh dukungan masyarakat. Kita harus punya air minum dari kran. Di luar Jawa, Pematangsiantar yang pertama. Semoga berlanjut terus dan bermanfaat,” sebutnya.
Sedangkan Kasubdit Perencanaan Teknis Direktorat Air Minum Kementerian Pekerjaan Umum Dades Prinandes menyampaikan, pemerintah Indonesia ingin bertransformasi dalam penyediaan air minum dari layak menjadi aman.
“Ini menjadi salah satu bagian untuk mencapai visi Indonesia Emas, yaitu mendapat akses air siap minum,” ujarnya.
ZAMP, lanjutnya, merupakan salah satu wujud implementasi pengamanan air minum. Upaya mitigasi pengelolaan air minum secara kontinyu atau berkelanjutan. Bersifat dari hulu sampai hilir.
“Pemerintah Indonesia menargetkan 34 BUMD air minum menerapkan ZAMP. Tahun 2030 ditargetkan menjadi 84 BUMD air minum. Ada 12 lokasi ZAMP yang telah diterapkan, ditambah tiga lokasi pilot project hari ini, salah satunya Pematangsiantar,” terangnya.
Kemudian, setelah ZAMP beroperasi di Pematangsiantar, langkah selanjutnya perlu monitoring berkala dan rutin.
“Selamat atas peresmian ZAMP di Pematangsiantar. Kami apresiasi komitmen dan kolaborasi semua pihak, termasuk SKPD Pemko Pematangsiantar,” katanya.
Masih kata Dades, masyarakat menjadi faktor penting dalam perluasan ZAMP. Dedes pun mengucapkan terima kasih kepada pemerintah Amerika Serikat melalui USAID IUWASH Tangguh.
“Semoga ZAMP menjadi inspirasi dan contoh daerah lain di luar Pematangsiantar untuk mendukung tercapainya air minum aman,” ucapnya.