“Ini bentuk apresiasi dan selebrasi dalam membina dan mengembangkan UMKM dan juga meningkatkan digitalisasi. Serta memberikan ruang kreatif kepada masyarakat,” terang Muqorobin.
Diakui Muqorobin, pertumbuhan ekonomi di SISI BATAS LABUHAN masih memiliki tantangan, sebab belum setinggi pertumbuhan ekonomi nasional dan Provinsi Sumut. Meskipun sejauh ini inflasi masih dapat dijaga dan terkendali.
Dijelaskan Muqorobin, UMKM memiliki peranan penting dalam pertumbuhan ekonomi. Sekitar 60 persen pertumbuhan ekonomi Indonesia disokong UMKM. Di era digital saat ini, katanya, UMKM menghadapi tantangan yang tidak mudah. Sebab harus cepat, efisien, global, dan lainnya.
“Saat ini mudah mencari barang dan mudah juga pembayaran dengan transaksi non tunai. Jadi menjadi peluang atau tantangan itu tergantung kita. Di tengah kesulitan, ada peluang. UMKM harus menghadapi realitas digitalisasi,” sebutnya.
Muqorobin memberikan apresiasi kepada pemerintah daerah di SISI BATAS LABUHAN yang kini sudah berstatus digital. Salah satunya telah memanfaatkan Kartu Kredit Pemerintah.
“Semoga seluruh penerimaan daerah dilakukan secara digital,” harapnya.
Terkait UMKM, kata Muqorobin, saat ini KPw BI Pematangsiantar mengelola/membina sedikitnya 80 UMKM, yang sebagian besar di bidang kuliner. Namun diakuinya, wastra memiliki potensi luar biasa.
“BI Pematangsiantar masih fokus produksi tenun, tapi bersama pemerintah daerah akan menjadikan Pematangsiantar dan SISI BATAS LABUHAN sebagai kota baru perkembangan fashion di Sumut,” sebut Muqorobin, dan menambahkan akan me-launching Desa Wisata di Nagori Sait Buttu di Kecamatan Pematang Sidamanik Kabupaten Simalungun menjadi Desa Wisata Digital.