Tren fashion, lanjutnya, terus berkembang. Selanjutnya, bagaimana mendorong produk UMKM back to nature. Sebab semakin alami, maka nilainya semakin tinggi.
“Salah satunya, pemerintah daerah harus membantu UMKM dapat pewarna alami. Selain itu, mari kita mapping peralatan tenun yang sudah tua dan kurang produktif. Sumber daya manusia tak kalah penting. Anak-anak muda butuh pelatihan. Jika ilmunya tidak ditransfer, pengrajin akan berkurang,” jelasnya.
“Bisa dikembangkan satu rumah produksi bersama. Anak-anak muda diajak mulai mencintai dan mengembangkan wastra. Dorong juga digitalisasi dalam membikin motif, agar bisa lebih bagus dan efektif serta efisien” sambungnya.
Naslindo berharap Kota Pematangsiantar menjadi pusat mode seiring pembangunan infrastruktur tol.
“Event-event seperti ini agar terus dikembangkan. Harus dipromosikan lebih luas. Kita undang buyers sehingga penjualan berkelanjutan,” tukasnya.
Selain itu, perlu dibangun satu kelembagaan. Biarkan pelaku UMKM fokus meningkatkan produk. Sedangkan pemasaran dilakukan bersama melalui kelembagaan atau koperasi.
“Kami akan bantu fasilitasi. Kita bisa beri alat untuk produksi bersama. Ini akan jadi ekosistem yang bagus. Saya yakin Siantar akan maju, begitu juga SISI BATAS LABUHAN. UMKM naik kelas, ekonomi masyarakat meningkat,” jelasnya, seraya mengucapkan selamat untuk penyelenggaraan FSBL.
Sedangkan Kepala KPw BI Pematangsiantar Muqorobin menerangkan FSBL merupakan agenda tahunan KPw BI Pematangsiantar bersama seluruh pemerintah daerah di wilayah kerja KPw BI Pematangsiantar.