Mangatas – Ade, sempat menyebutkan tak mengetahui adanya CCTV dan Wi-Fi Publik yang dibuat Pemko Pematangsiantar. Ia juga menjawab terkait tata kelola pemerintahan harus dilakukan dengan prinsip pelayanan prima di Kota Pematangsiantar ke depannya. Aspek pendanaan dan kesiapan Sumber Daya Manusia (SDM) menjadi topik penunjang.
“Langkah yang pertama diperlukan yakni pembenahan mental Aparatur Sipil Negara (ASN). Tidak ada intervensi pimpinan (yang terpilih) kepada ASN di lingkup pemerintahan,” pungkasnya seraya mengungkit kegagalan program Smart City yang sebenarnya terjadi di era pemerintahan sebelum Susanti Dewayani.
Sementara itu, paslon nomor urut 4, Yan Santoso – Irwan berpendapat smart city merupakan impian setiap suatu wilayah/daerah. Yan menegaskan informasi harus diketahui seluruh lapisan masyarakat dalam realisasi programnya.
“Ya, memang sih smart city sudah diidam-idamkan sejak lama setiap kota. Tapi menurut saya masih kurang dari pada keinginan masyarakat. Walaupun seperti kata Bu Susanti tadi bahwa wifi sudah ada di mana-mana, masyarakat bisa melihat melalui CCTV, kalau masyarakat tidak diberi tahu (bagaimana?). Tapi kalau masyarakat tidak tahu kapan mereka bisa lihat?” sebutnya.
Pada kesempatan yang sama, paslon nomor urut 1, Wesly – Herlina mengaku keberadaan smart city di Kota Pematangsiantar perlu ditingkatkan. Wesly pun kemudian menyinggung soal percepatan Jalan Tol menuju Danau Toba, yang dinilai tak ada kaitannya dengan tema pertanyaan terkait Smart City dan Tata Kelola Pemerintahan.