
Pematangsiantar-Kliktodaynews Satuan Polisi Pamongpraja (Satpol PP) Kota Pematangsiantar terkesan tidak perduli dan tidak tanggap terhadap laporan-laporan yang disampaikan oleh masyarakat tentang adanya bangunan yang dapat merusak Daerah Aliran Sungai.
Hal ini disampaikan oleh Direktur Lingkar Rumah Rakyat ( LRR) Bangun P.Pasaribu Spd, kepada media kliktodaynews.com. Ada dua kasus DAS yang sudah saya laporkan ke Saptol PP Pematangsiantar. Yang pertama yaitu kasus bangunan diduga milik Yayasan Buddhist Majusri terletak di Gunung Sipiso Piso No 1 Kelurahan Karo Kecamatan Siantar Selatan. Adanya Bangunan yang sedang di bangun di atas Daerah Aliran Sungai Bahbolon Pematangsiantar.
a.Paling sedikit berjarak 10 m dari tepi kiri dan kanan palung sungai sepanjang alur sungai, dalam hal kedalaman sungai kurang dari atau sama dengan 3 m.
b. Paling sedikit berjarak 15 m dari tepi kiri dan kanan palung sungai sepanjang alur sungai, dalam hal kedalaman sungai kurang dari atau sama dengan 3 m sampai dengan 20 m.
c. Paling sedikit berjarak 30 m dari tepi kiri dan kanan palung sungai sepanjang alur sungai, dalam hal kedalaman sungai lebih 20 m.
Saya berharap dan menyerukan kepada Pemerintah Kota (Pemko) Pematangsiantar melalui Satuan Polisi Pamong Praja (SatPol PP) diminta agar tegas dalam penegakan peraturan perundang-undangan dengan menertibkan bangunan-bangunan yang berdiri diatas Daerah Aliran Sungai (DAS). Didalam 2 laporan yang saya layangkan dan laporkan ke Satpol PP Pematangsiantar terkesan tak berani terhadap Pengusaha-Pengusaha besar namun bangunan milik masyarakat kecil langsung ditertibkan.(JS)