Tidak boleh lagi seperti itu. Kasihan masyarakat sekitar menghirup udara yang bau,” jelas Ade Purba.
Setelah Ade Purba, Mangatas Silalahi kemudian menyapa massa yang hadir.
Cuaca yang sejuk, tidak panas dan tidak hujan bagi Mangatas adalah berkat luar biasa dari Tuhan.
“Tuhan tidak izinkan masyarakat kepanasan dan kehujanan saat hadir di kampanye akbar ini,” ujar Mangatas mengawali orasi politiknya.
Kepada panitia yang telah mempersiapkan acara hanya tiga hari adalah kerja yang luar biasa. Sehingga Mangatas mengapresiasi seluruh panitia yang begitu semangatnya menyusun acara sedemikian rupa.
Dalam orasinya, Mangatas menegaskan selama masa kampanye tiga bulan terakhir, ia telah melaksanakan pertemuan dengan masyarakat lebih dari 300 kali di hampir sudut Kota Siantar.
Sebagai bentuk komitmenya, sudah ada lebih 30 fakta integritas dari berbagai komunitas ditandatangani.
“Siantar adalah kota bertuah. Habonaron Do Bona yang artinya menjungjung tinggi kebenaran. Kalau pemimpin banyak berbohong, maka tidak akan mendapatkan tuah. Lalu, sapangambei manoktok hitei. Artinya, dalam mengerjakan sesuatu haruslah bergotong royong supaya hasilnya bagus,” ujar Mangatas.
Anggota DPRD empat periode ini menyampaikan jika Mangatas Silalahi dan Ade Purba menjadi pemimpin Siantar maka tidak ada lagi Panglima Talam.
“Istri Walikota tidak boleh mencampuri urusan pemerintahan. Kalau sempat pasangan mencampuri, maka rusaklah pemerintahan,” tegas Mangatas.
Demikian juga untuk urusan penempatan jabatan tidak boleh lagi ada kutipan uang.