PMPRI: DPRD Kita Beri Hadiah ‘Telur Busuk’ Karena Persekongkolan Busuk Mereka Terkait Penetapan Beban Tetap Air Minum
PEMATANGSIANTAR – Kliktodaynews.com Terkait lanjutan aksi unjuk rasa DPD LSM PMPRI Sumut menentang kebijakan yang di keluarkan Pemerintah Kota (Pemko) Pematangsiantar mengenai Penetapan Biaya beban tetap air minum, akhirnya menimbulkan kekecewaan dikalangan para pengunjuk rasa.
Elemen masyarakat yang tergabung dalam LSM Pemuda Mandiri Peduli Rakyat Indonesia (PMPRI) Sumut menggelar aksi unjuk rasa kedua kalinya di depan kantor DPRD dan kantor Walikota Pematangsiantar. Kamis (18/03/2021) sekira pukul 11.00 Wib.
Dalam aksi unjuk rasa yg digelar di depan kantor DPRD kota Pematangiantar, tak tampak satu orang pun DPRD Siantar dari Komisi II yang berani menghadapi para pengunjuk rasa yang hanya ingin menuntut jawaban dari komisi II apakah mereka menerima atau menolak SK Walikota tersebut, hanya itu yang kami minta, ungkap orator demo Marsal Harahap.
Semua komisi II ngacir disaat kita minta pertanggungjawaban mereka, bahkan Feri Sinamo yang kemarin menghadapi massa pada aksi pertama juga tidak kelihatan, disini kita lihat “Persekongkolan Busuk” antara Komisi II DPRD Siantar dengan Walikota dan Perumda Tirtauli, wajar kita tuding mereka sudah menerima suap terkait kebijakan Perumda Tirtauli ini. “Buktinya mereka tidak berani menghadapi kita sebagai rakyatnya. Ungkap Marsal.
” Kita hanya menyerukan tuntutan bahwa kebijakan Walikota melalui Surat Keputusan Walikota Tentang Beban Tetap Air Minum, bahwa kebijakan tersebut dirasa sangat mencekik masyarakat ekonomi lemah dan menengah ditengah masih menghadapi Pandemi Covid 19. “Kita akan tetap suarakan terkait kebijakan Walikota ini, Minggu depan, Kamis dan Jumat (25-26/03/2021) kami akan datang lagi ke Komisi II. Hari ini kita beri hadiah “telur busuk” kepada Komisi II DPRD Siantar karena tidak berani menghadapi rakyatnya, besok kita akan beri hadiah yang lebih mewah lagi kepada Komisi II DPRD Siantar. “Tutup orator Marsal Harahap.
Amatan reporter dilapangan, para pendemo pun berangsur masuk ke ruangan komisi II DPRD Siantar, namun tidak ada satu orangpun wakil rakyat didalam ruangan tersebut, padahal masih disaat jam kerja. Dengan kecewa akhirnya para pengunjuk rasa melempari “telur busuk” ke gedung bangunan kantor DPRD Siantar. Setelah itu massa membubarkan diri dengan tertib.(REL/KTN)