SIANTAR – Kliktodaynews.com|| Pada peribadahan hari Minggu di gereja penggunaan dan pemilihan bahasa sangat penting. Jemaat akan memilih mengikuti ibadah yang berdasarkan bahasa yang ingin ia gunakan.
Penggunaan bahasa daerah dalam ibadah di gereja masih sering dilakukan sampai saat ini. Biasanya gereja yang menggunakan bahasa daerah adalah gereja-gereja suku. Gereja suku memakai bahasa sukunya dalam pelaksanaan peribadahan, misalnya HKBP menggunakan bahasa batak, GKPS menggunakan bahasa Simalungun, GKPA menggunakan bahasa Angkola, dan berbagai gereja suku lainnya.
Hal ini berpengaruh terhadap seberapa efektif penggunaan bahasa daerah dengan isi khotbah.
Penulis akan membuat contoh dari gereja HKBP. Kalangan anak-anak atau sekolah minggu tidak paham pemaparan khotbah dengan bahasa daerah. Sedangkan di kalangan remaja atau naposobulung tentu saja lebih menyukai penggunaan bahasa Indonesia. Lain halnya kalangan orang-orang dewasa, yang justru lebih menyukai pemaparan isi khotbah dengan bahasa daerah.
Penggunaan bahasa dalam kehidupan sehari-hari dan di gereja sangat berpengaruh dari daerah keberadaan gerejanya. Gereja HKBP di daerah Toba akan lebih sering menggunakan bahasa Batak Toba dalam acara peribadahannya. Hal ini dikarenakan jemaat sekitar gereja menggunakan bahasa ibunya adalah bahasa Batak toba dan tentunya jemaat akan mudah memahami isi khotbah. Tetapi lain halnya dengan gereja HKBP di Medan atau ditengah-tengah kota, jemaat akan lebih cenderung suka dengan penggunaan bahasa Indonesia dalam ibadah. Penggunaan bahasa daerah ini juga membuat kalangan anak muda maupun orang dewasa lebih memilih gereja yang dominan menggunakan bahasa Indonesia seperti gereja kharismatik.
Penggunaan dan pemilihan bahasa yang digunakan bergantung pada dominasi peminat bahasa yang akan digunakan si pengkotbah memaparkan khotbah. Jika jemaat tidak dapat memahami inti khotbah di gereja suku, mungkin saja jemaat akan melihat ibadah-ibadah online dari gereja kharismatik di youtube. Maka, inilah tantangan pendeta gereja suku khususnya HKBP di masa yang akan datang. Pada intinya pemilihan penggunaan bahasa yang digunakan dalam ibadah sangat penting. Inti sari khotbah aka mudah dipahami apabila antara si pengkotbah dan jemaat mengerti suatu bahasa yang digunakan. (TIM/KTN)