Pematangsiantar Disebut Berstatus KLB Demam Berdarah: Kesadaran Masyarakat Masih Rendah

Sekretaris Daerah (Sekda) Pematangsiantar Budi Utari Siregar AP menghadiri rapat bersama Kementerian Kesehatan (Kemenkes), Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Sumatera Utara (Sumut), dan Dinkes Kota Pematangsiantar
Bagikan :

SIANTAR – Kliktodaynews.com|| Sekretaris Daerah (Sekda) Pematangsiantar Budi Utari Siregar AP menghadiri rapat bersama Kementerian Kesehatan (Kemenkes), Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Sumatera Utara (Sumut), dan Dinkes Kota Pematangsiantar untuk membahas penanganan Kejadian Luar Biasa (KLB) Demam Berdarah. Rapat dilaksanakan di Ruang Kerja Sekda Pematangsiantar, Rabu (13/7/2022) sekitar pukul 11.00 WIB.

Acara diawali pemaparan terkini kondisi KLB Demam Berdarah oleh Dinkes Pematangsiantar, dr Erika Silitonga. Diterangkannya, saat ini Kota Pematangsiantar berstatus KLB Demam Berdarah, dengan titik penyebaran meliputi delapan kecamatan.

Sejauh ini, katanya, langkah-langkah yang dilakukan setelah penetapan KLB antara lain: Pembentukan Tim Gerak Cepat (TGC) Lintas Sektor; Pembentukan TGC Tingkat Kelurahan; Intensifikasi Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) dengan 3M (Membersihkan, Menutup, dan Menyingkirkan); Larvasidasi; Penyuluhan; dan Fogging Fokus (2 siklus interval 1 minggu).

Sedangkan permasalahan yang dihadapi, lanjutnya, sudah enam minggu sejak dinyatakan KLB telah dilakukan kegiatan penanganan KLB. Namun tidak menunjukkan penurunan kasus yang signifikan. Permasalahan lainnya, masih rendahnya kesadaran masyarakat untuk melakukan PSN, sehingga kasus tambahan dan berulang didapatkan di tempat yang sama.

Untuk rekomendasi, dilakukan peningkatan sistem penguat surveilens (penyelidikan epidemiologi/PE dengan survei jentik, penemuan kasus dengue, dan pelaporan); Tingkatkan Giat PSN; Tingkatkan Giat G1R1J (Gerakan 1 Rumah 1 Jumantik); Aktifkan Pokjanal DBD Tingkat Kelurahan; Promosi kesehatan terkait penanggulangan DBD; Fogging/Pengasapan 2 siklus terhadap penemuan kasus baru di wilayah radius 100 meter.

Sekda Pematangsiantar Budi Utari Siregar AP mengatakan, dalam penanganan KLB Demam Berdarah, Pemerintah Kota (Pemko) Pematangsiantar langsung melakukan intervensi ketika kasus muncul.

“Langkah-langkah sudah kami lakukan, tadi sudah dipaparkan oleh Dinas Kesehatan. Namun penurunan kasus belum kita dapatkan,” sebutnya.

“Melalui pertemuan ini kami memohon dibantu untuk penanggulangan KLB Demam Berdarah, baik dari pihak provinsi maupun pusat. Selain itu kami juga mohon dibantu untuk pembasmian nyamuk. Karena setelah kami lakukan pemogingan, nyamuk masih tetap mewabah. Mungkin dari Kemenkes punya teknik atau penyempurnaan dalam pemogingan,” tuturnya.

Dari Dinkes Provinsi Sumut menyatakan, setelah dilakukan pengujian laboratorium untuk kasus Demam Berdarah di Kota Pematangsiantar, terdapat empat varian virus. Biasanya kondisi ini jarang terjadi. Biasanya di suatu wilayah hanya terdapat 1, 2, dan 3 varian. Jarang terdapat empat varian.

Sedangkan dari perwakilan Kemenkes RI, Erliana Setiani SKM MPH menerangkan tujuan pihak Kemenkes didampingi Dinkes Provinsi Sumut melakukan kunjungan ke Kota Pematangsiantar untuk melakukan edukasi & implementasi Pencegahan & Pengendalian Terkait Demam Berdarah; melakukan validasi data dengue periode Semester I 2022 (Januari-Juni 2022) & Bulan Berjalan & Evaluasi; serta melakukan penyuluhan di wilayah Puskesmas yang terpilih validasi data dengue.

Turut hadir, tim dari Kemenkes RI Jeffrynsen Immanuel Hand Tondang SKM, Kasat Pol PP Pematangsiantar Drs Robet Samosir, jajaran Dinkes Provinsi Sumut, dan jajaran Dinkes Kota Pematangsiantar. (*)

Bagikan :