Peserta datang dari berbagai sekolah, jadi kami pilih tempat yang dianggap netral,” jelasnya.
Terkait tidak adanya pengumuman perangkingan peserta, Chandra menegaskan bahwa seluruh penilaian sudah dilakukan sesuai kemampuan masing-masing peserta.
“Hasil ujian merupakan murni kemampuan siswa. Untuk perangkingan, hasilnya sudah kami kirimkan kepada orang tua, meskipun memang ada keterlambatan beberapa hari,” terangnya.
Menyoal anggapan bahwa kegiatan tersebut bernuansa bisnis karena memungut biaya pendaftaran Rp100 ribu, Chandra membantah tudingan itu. Ia menegaskan bahwa panitia sama sekali tidak menerima dana hibah ataupun dukungan anggaran dari Pemko Pematangsiantar.
“Seluruh kegiatan ini murni dari pelaksana olimpiade. Biaya pendaftaran digunakan untuk pembelian piala, hadiah uang, dan sertifikat bagi pemenang,” ungkapnya.
Selain itu, setiap peserta juga menerima kupon makan yang dapat digunakan di warung sekitar lokasi kegiatan. “Peserta kami berikan kupon makan, jadi mereka bisa makan di warung-warung sekitar lokasi,” tambah Chandra.
Chandra menyampaikan bahwa pihaknya akan melakukan evaluasi menyeluruh. “Kami akan memperbaiki segala kekurangan agar pelaksanaan berikutnya dapat lebih baik,” ujarnya.
Sebelumnya, sejumlah orang tua peserta mengeluhkan pelaksanaan kegiatan Olimpiade English Competition Piala Wali Kota Pematangsiantar yang dinilai tidak profesional.

