Pematangsiantar-Kliktodaynews.com Pekan Olahraga Provinsi Sumatera Utara (Porprovsu) yang dimulai pada 22 Juni 2019 merupakan tolak ukur pembinaan olahraga di Sumut. Dimana diharapkan untuk semua atlet diharapkan berjuang maksimal dan mengharumkan daerah asalnya.
Kota Pematangsiantar tidak ketinggalan dalam mengikuti Pekan Olahraga Provinsi (Porprovsu) Sumatera Utara (Sumut) tahun 2019 yang dilaksanakan di Kota Medan, 22- 29 Juni. Sebanyak 71 atlet ditambah 15 pelatih diberangkatkan Walikota Pematangsiantar H Hefriansyah SE MM, dari Balai Kota Jalan Merdeka No 6, Jumat (21/6/2019).
Cabang olah raga yang diikuti kontingen dari kota Siantar yaitu Drumband, Billiard,Taekwondo, Angkat Besi / Angkat Berat / Binaraga, Pencak Silat, Karate, tennis meja, bola volli
Dalam pekan olah raga tersebut kota Pematangsiantar menduduki peringakat ke 18 dengan perolehan medali 1 Medali Emas dari cabang olah raga Drumband, Perak 7 Medali sedangkan Perunggu 13 Medali.
Minimnya prestasi di Kota Pematangsiantar diduga tidak adanya perhatian pemko siantar terhadap olah raga, apalagi saat ini Gedung Olah Raga ( GOR ) tidak dapat digunakan, dibiarkan terlantar tanpa perawatan sehingga sudah bertahun tahun kondisinya sangat memperihatinkan.
Begitu juga dengan kondisi Stadion Sangnaualuh yang merupakan kebanggaan masyarakat Kota Siantar juga dibiarkan terlantar sampai saat ini tidak jelas arah dan tujuan pembangunannya dimana memakan biaya sampai miliaran rupiah.
Pemerhati olah raga kota Pematangsiantar Edwar Simarmata MSi., mengatakan terkait prestasi di Porprovsu saya sudah menduganya, syukur kita mampu mempertahankan prestasi medali emas, karena pada Porprovsu yang lalu kita juga mendapat satu emas dari olah raga Bola Volly. Kalau dibandingkan dengan daerah lain dana untuk Koni siantar memang sangat minim dan kegiatan-kegiatan yang mendukung majunya prestasi olah raga di siantar masih lambat dan jalan di tempat.
Edwar juga mengatakan “fasilitas olah raga yang hancur dan tidak terawat membuat pengcab harus kerja keras dalam situasi yang sulit untuk membangun olah raga siantar”.
Siapapun pemipin daerah diharapkan peduli pada kemajuan dan perkembangan olah raga siantar, sarana untuk tempat menyalurkan kegiatan olah raga juga harus diperhatikan. Hal ini sangat penting dengan adanya kegiatan olah raga dapat menghindarkan remaja terlibat dari narkoba dan kejahatan lainnya tutup Edwar Simarmata.
Masih menurut pemerhati Olah raga Pematangsiantar Azhar Nasution, KONI siantar kurang berkordinasi dengan pengurus dan pengcab yang ada di kota Siantar. Contoh kecil Besaran dana yang diduga sekitar 400 jt, Koni tidak pernah terbuka ke setiap pengcab dan tidak pernah turun dana ke pengcab.
Masih menurut Azhar Seharus nya KONI fokus memperhatikan olahragawan siantar, dan seharusnya KONI menjadi penghubung pemerintah dengan pengcab Siantar.
Azhar juga mengatakan fasilitas olah raga juga tidak diperhatikan , malah sering menjadi tempat bazaar, seharusnya uang bazaar itu digunakan untuk perawatan gedung olah raga, itu tempat masih layak kok cuman uang perawatannya aja entah kemana ungkapnya menutup pembicaraan melalui saluran telepon. (KTN/JOS)