PEMATANGSIANTAR– Unit Data, Statistik dan Kehumasan Kantor Perwakilan Bank Indonesia – Pematangsiantar melaporkan tingkat inflasi bulan November 2025. Adapun dua wilayah kerja KPwBI Pematangsiantar, yaitu Kota Pematangsiantar dan Kabupaten Labuhanbatu mencatatkan deflasi masing-masing sebesar -0,11% (mtm) dan -1,23% (mtm).
Laporan per November secara Month to Month (MTM) di Kota Pematangsiantar yakni Cabai Merah menyumbang andil deflasi -032 persen; Tomat -0,12 persen; dan Jeruk 0,02 persen.
Kondisi yang sama juga terjadi di Labuhanbatu di mana Cabai Merah menyumbang andil deflasi -0,66 persen; Tomat -0,32 persen serta Bahan Bakar Rumah Tangga sebesar -0,19 persen.
Kemudian komoditas yang mendorong inflasi antara lain, di Kota Pematangsiantar tercatat emas menyumbang andil 0,08 persen; wortel 0,06 persen; dan daging ayam ras 0,05 persen.

Sementara untuk Labuhanbatu, diketahui inflasi disumbang oleh andil ikan kembung sebesar 0,15 persen; telur ayam ras 0,12 persen dan ikan gabus 0,04 persen.
Deflasi yang terjadi disebabkan andil komoditas cabai merah dan tomat di masing-masing daerah yang diakibatkan masuknya masa panen di sentra produksi pemasok daerah tersebut, namun biaya komoditas emas perhiaasan tetap mengambil andil inflasi yang disebabkan oleh kenaikan harga emas global.
“Berdasarkan capaian tahunan, inflasi di Kota Pematangsiantar tercatat masih cukup tinggi dan telah melebihi dari rentang target nasional yang telah ditetapkan sebesar 2,5% + 1%,” bunyi laporan KPw BI Pematangsiantar yang disampaikan Sandriani Harahap.
