Ketika Wakil Rakyat Memukul dan Lembaga Diam, EK-LMND Berdiri Menjaga Demokrasi

Bagikan :

Maka ketidakmampuan mereka bertindak bukanlah karena kekosongan hukum, melainkan karena kekosongan keberanian dan integritas.

“Ketika seorang wakil rakyat mengangkat tangan untuk menyakiti warga, dan tidak ada konsekuensi yang menyusul, maka itu adalah pertanda bahwa demokrasi kita sedang digerus dari dalam. Demokrasi akan kehilangan makna jika dijaga oleh mereka yang takut pada kebenaran dan terlalu nyaman dalam kebisuan,” tambahnya.

Menurut EK-LMND, kasus ini tidak bisa dilihat sebagai kejadian tunggal. Ini adalah cermin dari bagaimana kekuasaan bisa bertindak represif tanpa kontrol yang memadai. Jika lembaga pengawas internal seperti Badan Kehormatan tidak mampu menunjukkan sikap, maka ruang partisipasi publik akan terancam dibungkam.

“Jangan sampai publik berkesimpulan bahwa kekerasan oleh pejabat adalah sesuatu yang bisa dimaafkan begitu saja. Jika tidak ada tindakan, maka jangan salahkan mahasiswa bila ke depan mereka tidak lagi percaya pada institusi formal,” jelas Cristafari.

Sebagai organisasi mahasiswa yang lahir dari semangat Reformasi dan memiliki sejarah panjang dalam memperjuangkan nilai-nilai demokrasi, EK-LMND menyatakan tidak akan tinggal diam. Mereka akan terus mengawal kasus ini hingga keadilan ditegakkan secara terbuka dan bertanggung jawab.

“Kami tidak bicara soal satu pukulan. Kami bicara soal arah perjalanan bangsa. Demokrasi yang membiarkan kekerasan tanpa perlawanan, adalah demokrasi yang sedang berdarah. Dan kami tidak akan pernah membiarkan darah itu mengering tanpa perhitungan,” tutup Yuda Cristafari.

Bagikan :