SIANTAR – Kliktodaynews.com|| Menapaki usia ke -76 Kepolisian Republik Indonesia di Tahun 2022 ini, banyak harapan yang digantungkan masyarakat terhadap institusi dibawah Komando Kapolri, Jenderal Polisi Listiyo Sigit.
Pembenahan demi pembenahan mungkin sudah terus dilakukan lembaga yang menjamin keamanan dan ketertiban masyarakat itu. Namun tidak dapat dipungkiri, sejumlah kekurangan dan wajah buruk masih menghantui.
Ketua Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Pematangsiantar, Surati menyampaikan amatan, harapan dan masukannya terhadap Polres Pematangsiantar.
“Polisi di samping profesi merupakan pengabdian dan pelayanan kepada masyarakat. Sejauh ini kinerja polisi di Pematangsiantar masih dipertanyakan,”sampainya.
Surati yang akrab disapa Atik itu pun memaparkan hal tersebut dapat dilihat dari maraknya peredaran narkoba di Kota Pematangsiantar.
“Terbukti dari maraknya narkoba. Hal tersebut terungkap dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) DPR RI dengan Kapolri tentang maraknya peredaran narkoba dari gang ke gang di Pematangsiantar beberapa waktu lalu. Di mana sejak RDP tersebut belum ada sejak saat itu belum ada bandar narkoba besar yang ditangkap,”kata Surati.
Tak lupa, Ketua PWI Pematangsiantar juga menyampaikan masalah keamanan dan ketertiban yang masih jauh dari harapan T
“Termasuk soal balap liar di Jalan Merdeka itu, warga dan pengendara resah. Belum lagi aksi begal, yang terekam cctv dan viral beberapa waktu lalu,” paparnya
Di sisi lain, kata Atik sejak AKBP Fernando menjabat Kapolres, hingga saat ini belum ada kasus korupsi di Siantar yang diungkap, padahal katanya sebelumnya AKBP Fernando sempat di KPK.
“Kapolres kan katanya dari KPK sebelumya, tapi tak ada kasus korupsi yang diangkat, contohnya Kasus Ringroad dan Tugu Sangnaualuh masih mengambang,”sampainya.
Tapi Surati pun mengapresiasi terkait tidak beroperasinya judi gelper di Kota Pematangsiantar.
PWI Siantar pun berharap Polri dalam pelayanan masyarakat harus lebih aktif terhadap peristiwa dan kasus yang terjadi di masyarakat.
Hal senada pun disampaikan Ketua PWI Simalungun, Hasuna Damanik. Ia melihat kondisi di wilayah hukum Polres Simalungun tidak jauh berbeda dengan di Pematangsiantar.
“Untuk Simalungun, kurang lebih sama dengan Pematangsiantar, maraknya narkoba plus judi,”terang Hasuna Damanik.
Ia berharap kepolisian lebih profesional lagi dalam menjalankan tugas dan fungsinya sesuai motto Presisi yang digaungkan.
Ketua Serikat Media Siber Indonesia (SMSI) Siantar-Simalungun, Rivay Bakkara melihat saat ini polisi memang sedang berbenah. Namun ia berharap pembenahan yang dilakukan mestinya berimbang antara pelayanan masyarakatnya dengan pencitraan.
Polisi janganlah anti dengan pemberitaan ketika ada keluhan masyarakat dan kritik yang membangun.
“Buruk muka jangan cermin dipecah, mari berbenah. Setiap lembaga maupun institusi memang tak luput dari kekurangan. Kita perbaiki lah, bukan sibuk mencari pembenaran dan mengaburkan kebenaran,”sampainya.
Dari sisi siber, ia mengatakan bahwa kejahatan di dunia maya masih marak dan belum dapat diatasi kepolisian.
“Kalau kita mau jujur, secara umum kinerja masih lemah. Salah satu contoh nyata ya judi online, masih marak bahkan dipromosikan terang terangan dan terbuka di media sosial,”sampainya.(***)