Panner mengakui, pihaknya tidak sanggup merawat monumen tersebut. Sehingga ia memohon agar perawatan monumen diserahkan ke Pemko Pematangsiantar. “Kami juga mohon bantuan kepada DPRD Kota Pematangsiantar,” pintanya.
“Raja Sang Naualuh Damanik harus menjadi Pahlawan Nasional. Mohon dukungan semuanya,” lanjutnya.
Ketua Yayasan Raja Sang Naualuh Damanik, Evra Sassky Damanik SSos mengucapkan terima kasih karena pihaknya diberi kepercayaan oleh Pemko Pematangsiantar untuk membangun monument tersebut.
Evra berharap Jalan Asahan yang menjadi wilayah Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Simalungun agar diganti menjadi Jalan Sang Naualuh Damanik.
Dalam acara tersebut juga dibacakan Riwayat Perjuangan Raja Sang Naualuh Damanik oleh Prof Hisarma Saragih MHum. Sedangkan arsitek Hotman Damanik ST memaparkan setiap bagian dari monumen tersebut, antara lain pagar, landasan, pijakan, pilar, dan patung Raja Sang Naualuh Damanik itu sendiri.
Hotman berharap monumen tersebut menjadi landmark Kota Pematangsiantar dan cagar budaya karena memiliki nilai historis.
“Terima kasih telah satu hati untuk hari ini,” pungkasnya, seraya menambahkan bentuk patung Sang Naualuh tersebut sesuai dengan hasil karya pemenang sayembara, yaitu Robinson Damanik.