SIMALUNGUN – Kliktodaynews.com|| Bupati Simalungun, Radiapoh Hasiholan Sinaga, SH,MH hadiri penutupan Harungguan Bolon Lembaga Pemangku Adat dan Budaya Simalungun (LPABS) di Convention Hall, Siantar Hotel, Sabtu (13/8/2022) sekira Pukul 11.30 WIB.
Ketua Panitia Pelaksana, Hermanto Sipayung, SH menyampaikan ucapan terimakasih kepada para peserta dan tamu undangan yang hadir, sehingga kegiatan berjalan dengan sukses.
Sebelum menyampaikan kata sambutan, Bupati Simalungun, Radiapoh Hasiholan Sinaga, SH, MH meminta para hadirin bernyanyi bersama dengan judul lagu Sipukkah Huta dipandu langsung pencipta lagunya Erdiaman Purba.
“Saya sebagai Kepala daerah akan mendukung, memang tidak ada anggaran untuk budaya bapak ibu, itu murni dari kantong pribadi saya,” katanya.
Radiapoh Sinaga, meminta kepada Ketua Umum, Jan Toguh Damanik untuk segera dieksekusi juga mengenai lokasi sekretariat LPABS.
“Pak Ketua segera dieksekusi, kantornya juga berkordinasi dengan Hermanto Sipayung dengan Asset, segera! Saya mau LPABS ini merupakan suatu Lembaga yang disegani,” sebutnya.
Radiapoh Sinaga menyampaikan bahwa beliau tidak akan menggunakan LPABS Simalungun itu untuk berbaur untuk kepentingan politik pribadinya.
“Itulah ketulusan saya untuk membangkitkan adat budaya Simalungun ini. Kalau bisa divideokan apa yang saya sampaikan ini didokumentasikan supaya saya kampanye nanti supaya tau,” katanya lagi.
“Pak Ketua, rangkul semua, baik yang A, baik yang B, harus sama-sama kita pak, sepanjang tidak kita rangkul itu kita akan susah bertemunya, nggak usah ragu siapapun orangnya, suruh jumpa dengan saya, tidak ada kepentingan kita yang aneh-aneh kemudian juga terkait masalah kantor, masalah semuanya dan segala macam, itu segera saya dukung secara pribadi,” tutupnya.
Ketua Umum LPABS yang terpilih, Jan Toguh Damanik, S.Sos didampingi Sekjend, Aher Afrullah Sinaga S.E saat diwawancarai media mengatakan itu, telah terjadi Degladasi penurunan aktifitas adat budaya Simalungun.
“Pergeseran adat budaya Simalungun itu sudah lama terjadi itu kan berjalan simetris lah itu dengan sikap simalungun yang kadang-kadang kurang mau menegakkan jati dirinya, menunjukkan jati dirinya, aktualisasinya sebagai orang simalungun,” ujarnya.
Nah, Sambung Jan Toguh Damanik memang ada kelembagaan yang membawa misi adat budaya Simalungun juga tidak memadai menjawab persoalan itu selama ini. “Lepas dari itu memang ada Konflik di sana, sini,” tuturnya.
Lanjut Jan Toguh Damanik, maka penyelematan, penegakan jati diri adat budaya Simalungun ini akan dibentuk lembaga pemangku adat yang baru, tapi pihaknya juga menghormati eksistensi organisasi adat yang lainnya.
Jan Toguh Damanik berharap kerjasama dari berbagai pihak supaya dapat menegakkan jati diri Simalungun.
‘Harapan kita kerja sama itu selalu kita harapkan dari berbagai pihak mungkin kawan-kawan kita yang bukan orang Simalungun tolong bantu kami menegakkan jati diri kami di Kabupaten Simalungun, karena terlalu lama Simalungun ini banyak yang tidak percaya diri,”sebutnya.
“Bahkan di awal revolusi takut jadi orang Simalungun, yang lewat-lewatlah, kita akan bangkit kembali,” katanya mengakhiri.
Sebelumnya, Ketua panitia, Hermanto Sipayung SH dalam laporannya, menyampaikan bahwa dasar kegiatan tersebut ialah pertemuan antara ahli waris keturunan raja-raja Simalungun di Hotel Grand Farm jalan MH Sitorus, Kota Pematang Siantar pada bulan April 2022.
“Di sana terjalin berdiskusi tentang kekhawatiran akan semakin hilangnya budaya Simalungun khususnya wilayah kerajaan Simalungun,”ujarnya.
Hermanto Sipayung, menjelaskan bahwa waktu itu hadir hasusuran Kerajaan Nagur, Hasusuran Kerajaan Dolok, Hasusuran Kerajaan Tanah Jawa, hasusuran Raya diwakili Ihutan Bolon Garingging, Hasusuran Kerajaan Siantar diwakili Rado Damanik dan beberapa harajaon, Harajon Panei hadir, minus harajaon Silimakuta.
“Akhirnya para ahli waris kerajaan sepakat untuk membuat maklumat yang disusun selesai pada hari itu juga. Namun salah satu ahli waris yang hadir menyarankan agar maklumat jangan dikeluarkan dulu terlebih menanyakan kepada Bupati Simalungun bagaimana sikap Bupati terkait kondisi yang terjadi di wilayah harajaon Simalungun,”ucap Hermanto.
“Setelah ditanyakan yaitu terjadinya degradasi kebudayaan, setelah 12 tahun terjadi konflik internal yang lain-lain disini tidak kita bicarakan siapa yang konflik,” sambung Hermanto
Masih Hermanto mengaku diutus oleh ahli Harajaon itu untuk mempertanyakan sikap Bupati Simalungun, akhirnya dibuatlah silaturahmi ahli waris kerajaan dengan Bupati Simalungun tanggal 28 Mei 2022 di Siantar Hotel dan disitu hadir semua ahli waris 8 harajaon Simalungun.
“Dalam silaturahmi itu sikap Bupati Simalungun jelas tidak mau memihak-mihak pihak A, B dan C itu sikap Bupati sehingga dipertanyakan jika kami buat lembaga sendiri oleh Harajaaon, Bupati menjawab terserah karena saya sudah melakukan upaya-upaya mendekati untuk melakukan pemersatuan. Sehingga para ahli waris kerajaan mengeluarkan maklumat dan semua menandatangi,” terangnya.
Hermanto menambahkan bahwa munculnya pembentukan LPAD itu adalah permintaan hasusuran harajaon Simalungun dan dalam maklumat belum ada dibuat nama lembaga.
“Sehingga hari ini kita bersama-sama harajaon dan utusan dari kecamatan memutuskan apa nama yang paling tepat untuk lembaga pemangku adat yang diinlgini dalam harungguan bolon ini,” katanya. (**/KTN)