Wahana Lingkungan Sumatera Utara gelar aksi nonton bareng film. Dokumenter “Perjuangan Masyarakat Adat Tano Batak” tentang PT Inti Indorayon Utama (IIU) atau PT Toba Pulp Lestari (TPL) yang telah beroperasi kurang lebih 30 tahun. Perusahaan penghasil pulp (bubur kertas) itu dibangun di sekitar Kecamatan Porsea, Kabupaten Toba Samosir, Sumatera Utara. Sabtu(23/10/2021)
Menurutnya, Sejak beroperasinya PT TPL, 72.000 hektar hutan adat rusak. Seluruh situs, makam dan tulang belulang nenek moyang pun diluluhlantahkan oleh perusahaan.
Berbagai upaya masyarakat adat Tano Batak untuk mempertahankan tanahnya dari penggusuran tak membuahkan hasil. Bahkan, perjuangan masyarakat banyak berujung pada kriminalisasi. Perjuangan mereka tak dapat menghentikan aktivitas perusahaan.
Direktur Esekutif Daerah Walhi Sumut Doni Latuparrissa disela acara menjelaskan ini salah satu upaya menjelaskan seperti apa sebenarnya kehadiran PT IIU atau saat ini dirubah menjadi PT TPL bagi masyarakat sekitar Tano Batak yang mayoritas petani.
“dalam analisa investasi ada negatif dan positif kehadiran mereka ternyata lebih banyak menciptakan bencana, lahan pertanian hancur, hutan habis, Sungai banyak yang kering tanah ulayat / adat hancur. setelah pipa perusahaan tersebut pecah dan di hentikan beroperasi oleh Presiden BJ Habiebie masa itu dan dilanjutkan oleh Presiden Gusdur hal ini sudah disampaikan dan yang tepat pabrik dibangun di Tano Batak adalah pabrik Pertanian bukan pulp. Namun, tidak lama gusdur berganti akhirnya rencana tindakan tersebut hilang begitu saja”,ujar Doni.
Acara nonton bareng tersebut digelar di halaman Gg. Wijaya XV No.10, Padang Bulan Selayang II, Kecamatan Medan Selayang, Kota Medan.
Hadir sebagai moderator Khairul Bukhari dan sebagai Pemantik Senior Walhi Sumut Soekirman yang juga mantan Bupati Serdang Bedagai.
Reporter : Andi Ginting