Walhi mengutuk penembakan yang terjadi terhadap massa demonstrasi penolakan tambang PT Trio Kencana di Kabupaten Parigi Moutong, Sulawesi Tengah.
Jakarta – Wahana Lingkungan Hidup (Walhi) mengutuk penembakan yang terjadi terhadap massa demonstrasi penolakan tambang PT Trio Kencana di Kabupaten Parigi Moutong, Sulawesi Tengah. Peristiwa itu mengakibatkan seorang peserta aksi meninggal, dan kurang lebih 60 orang ditangkap paksa.
“Tindakan kekerasan dan penangkapan tanpa prosedur oleh aparat menambah daftar panjang catatan hitam kekerasan terhadap warga yang memperjuangkan ruang hidupnya,” ujar Manajer Kampanye Isu Tambang dan Energi Eksekutif Nasional Walhi, Fanny Tri Jambore dalam keterangannya pada Minggu, 13 Februari 2022.
Walhi mencatat, sepanjang tahun 2021 hingga saat ini, setidaknya terdapat 182 warga mengalami kekerasan oleh aparat kepolisian. Dengan catatan ini, kata Fanny, Walhi mendesak Kapolri untuk melakukan evaluasi secara serius ditingkat jajaran Polri.
“Kejadian berulang ini harus dihentikan. Kapolri harus memberi perhatian serius berkaitan dengan konflik-konflik agraria dan lingkungan,” kata Fanny.
Terkait kasus di Sulawesi Tengah ini, Walhi berharap adanya proses yang transparan untuk mengusut tuntas peristiwa yang menewaskan satu orang warga di sana. Selain itu, Fanny meminta pemerintah untuk melakukan evaluasi yang serius terhadap pemberian izin-izin tambang.
“Khususnya yang telah menimbulkan sejumlah konflik karena mengancam keselamatan wilayah kelola rakyat dan ruang hidupnya. Harus ada evaluasi yang serius kali ini,” tutur dia.
Peristiwa itu berawal dari unjuk rasa yang melibatkan warga tiga kecamatan yaitu Kecamatan Toribulu, Kasimbar, dan Kecamatan Tinombo Selatan, Kabupaten Parigi Moutong. Awalnya, sebagian warga ini berunjuk rasa pada 7 Februari menuntut Gubernur Rusdy Mastura mencabut izin tambang PT Trio Kencana.
Lalu, Rusdy melalui Tenaga Ahli Gubernur Bidang Kemasyarakatan Antar Lembaga dan HAM, Ridha Saleh, berjanji untuk menemui massa aksi. Sehingga, massa kembali menggelar aksi pada 12 Februari, sejak pagi hingga malam hari, tapi Rusdy tak kunjung datang.
Kemudian, massa memblokir jalan di Desa Siney, Kecamatan Tinombo Selatan. Aparat kemudian membubarkan paksa pengunjuk rasa yang berujung pada penembakan ini. Korban meninggal adalah Erfaldi (21 tahun) mahasiswa dari Desa Tada, Kecamatan Tinombo Selatan, Kabupaten Parigi Moutong.
Sumber : Tempo. Co