Jakarta-Kliktodaynews.com
Belakangan, aplikasi telekonferensi Zoom banyak dikiritik soal celah keamanan. Namun, hal itu tak terlalu mempengaruhi orang untuk tetap mencoba Zoom. Alih-alih berkurang, pengguna harian Zoom justru dilaporkan terus merangkak. Dalam tiga minggu terakhir, Zoom sesumbar mengalami kenaikan jumlah pengguna aplikasi hingga hampir 50 persen. Pada 21 April, Zoom melaporkan 300 juta orang sudah menggunakan platformnya untuk melakukan telekonferensi. Angka ini naik dari 1 April lalu yang baru mencapi 200 juta pengguna. Kenaikan jumlah pengguna ini ikut mengerek nilai saham Zoom. Meskipun isu keamanan membuat beberapa perusahaan, instansi pemerintah, dan juga sekolah melarang penggunaan Zoom, sang CEO Eric Yuan berhasil meyakinkan investor.
Dilaporkan Bloomberg, saham Zoom naik 5 persen pada Rabu (22/4/2020) ke 150,25 dollar AS atau sekitar Rp 2,3 juta (berdasarkan kurs rupiah saat berita ini ditulis) per lembar di penutupan perdagangan New York. Popularitas Zoom melesat di tengah pandemi Covid-19. Aplikasi ini banyak digunakan penduduk dunia untuk melakukan kegiatan belajar dan rapat online sembari mengisolasi diri di rumah masing-masing demi mencegah penularan virus corona. “Kami senang dan merasa terhormat untuk bisa terus memberikan kepercayaan bagi para pebisnis, rumah sakit, guru, dan pengguna di seluruh dunia,” kata Yuan.
Sebelum pandemi, Zoom fokus pada bisnis komunikasi dan baru digunakan 10 juta orang yang kebanyakan berasal dari kalangan pekerja atau pebisnis. Kini, Yuan mengatakan bahwa Zoom akan fokus pada keamanan, sebagaimana disorot berbagai kalangan akhir-akhir ini. Perusahaan berbasis di San Jose, California itu mengumumkan beberapa peningkatan keamanan di versi terbaru aplikasinya. Seperti fitur melaporkan pengguna dan peningkatan keamanan di level enkripsi.
Sumber : Kompas.com