Menjaga toleransi antar ummat beragama dan jihad terhadap terorisme
Jakarta-Kliktodaynews.com Majelis dzikir dan sholawat JOKOWI-MAKRUF AMIN INDONESIA BERSATU menggelar acara Maulid akbar dan doa untuk negeri, menjaga toleransi antar ummat beragama dan jihad terhadap tetorisme,acara tersebut bersamaan dengan agenda rutin usbu’iyah (mingguan) PESANTREN RI-1.
Acara di gelar di majelis darul ihsan pimpinan habib muhammad bin ali assegaf cawang jakarta timur, dalam acara tersebut di hadiri ribuan jama’ah dari beberapa majlis di antaranya majlis darussagaf dan majlis darunnur almusthofa.
Turut hadir dalam acara tersebut beberapa habaib ulama’ dan umaro’ di antaranya yang ikut menghadiri acara tersebut pembina pesantren RI-1 Habib Abu Djibril Basyaiban,pengasuh majelis darussagaf sekaligus ketua umum sayap kanan JOKOWI MAKRUF AMIN Habib Ahmad Bin Ali Assegaf, tokoh sekaligus ketua habaib bagian timur habib Muhammad Ihsan Alhamid, Mudhir pesantren RI-1 Kh.Ahid Sibli, Dirjend MA RI (Mahkamah agung republik indonesia) bapak H.abdullah , panglima laskar RI-1 Sekaligus ketua umum GIAN (gerakan indonesia anti narkotika) R.Guntur Eko Widodo dan panglima banser DKI saudara bilal attamimi.
Dalam acara tersebut Mauidhoh Hasanah di sampaikan oleh Pembina pesantren RI-1 Habib Abu Djibril Basyaiban, sebelum menyampaikan Mauidhoh Hasanah beliau memperkenalkan dirinya karna banyak orang yang mempertanyakan nama beliau apakah ada nama abu djibril.
Beliau menyampaikan bahwa di kalangan arab tidak asing sebutan nama di sandingkan dengan nama anaknya sebagaimana seringkali para sahabat memanggil dan menyebut nama Sayyidina Ali dengan sebutan Abu Hasan atau Abu Husen yang notabene Sayyidina ali adalah ayah dari sayyidina hasan dan sayyidina husen.
Bahkan tidak jarang Rosululloh Muhammad Saw di sebut oleh para sahabat beliau ya abazzahro (wahai ayah fatimatuzzahro) atau ya abu ibrohim (wahai ayah ibrohim).
Habib abu djibril basyaiban mengatakan nama saya muhammad kholil el arif bin abdul mu’thi bin sulaiman bin arif bin abdusshomad bin muhammad syarqowi bin ahmad syarifuddin bin asror bin abdullah bin ali akbar bin sulaiman (pendiri pesantren sidogiri) bin abdurrahman bin umar bin abdullah bin abdurrahman bin umar (guru syekh abu bakar bin salim) bin muhammad bin ahmad bin abu bakar basyaiban.
Guru saya Habib Umar Bin Hafidz pengasuh pesantren darul musthofa tarem hadramoud yaman beliau jika memanggil saya ya abu djibril (wahai bapaknya djibril)bahkan sayyidul walid abah saya jika memanggil saya juga abu djibril karna anak saya namanya djibril jadi jika ada orang kok ngeributin panggilan berarti ngajinya gak paham dengan bahasa arab tutur beliau,dalam kesempatan tersebut dalam ceramahnya beliau mengajak kepada semua jama’ah yang hadir agar lebih selektif mencari guru pendidik karna menurut beliau mengutip di dalam keterangan kitab ( taisirul khollaq ) pendidik di syaratkan harus mempunyai beberapa sifat terpuji,karna ustadz atau pendidik adalah orang yang menunjukkan terhadap kesempurna’an beberapa ilmu dan beberapa pengetahuan
Ketika sang pendidik mendidik dengan akhlak budi pekerti yang baik maka ia akan mencetak murid murid yang berperangai budi pekerti yang luhur nan baik dan sebaliknya ketika seorang pendidik mendidik dengan tata cara tidak baik maka muridpun akan mengikuti gaya sang pendidiknya, yang jelas keilmuan seoarang pendidik harus nyambung kepada baginda nabi Muhammad Saw.
Habib abu djibril basyaiban dalam ceramahnya menyampaikan sangat bangga terhadap majelis darul ihsan yang di asuh habib muhammad bin ali assegaf kita yakin sanadnya nyambung kepada sayyidul wujud rosulillah muhammad saw sebab habib muhammad bin ali assegaf mendirikan majelis di tengah tengah kaum nasrani dan habib muhammad bin ali assegaf merangkul semua kalangan,inilah akhlaq yang di ajarkan baginda nabi muhammad saw.
Tugas kita adalah mengajak kepada semua orang untuk berbuat baik menuju kebaikan dan mencontohkan hal yang baik akan tetapi dengan cara yang baik,di dalam islam tidak di ajarkan memaksakan kehendak sebagaimana Firman alloh swt
لَا إكْرَاه فِي الدِّين قَدْ تَبَيَّنَ الرُّشْد مِنْ الْغَيّ
“Tidak ada paksaan dalam memeluk agama. Sungguh telah jelas antara kebenaran dan kesesatan” (QS. Al Baqarah: 256)
sebagaimana peradaban agama islam yang di ajarkan oleh baginda nabi muhammad saw tidak pernah kita dengar hadits hadist yang menceritakan bahwa beliau nabi muhammad mencaci maki orang orang yang tidak sejalan dengan beliau,nabi muhammad beramar makruf nahi mungkar akan tetapi bilmakruf (dengan cara yang baik) bahkan beliau nabi muhammad saw selalu mendoakan musuh musuhnya agar mendapat hidayah dari alloh swt.
Nabi Muhammad Saw mengajarkan agar kita selalu berakhlaq yang baik karna nabi muhammad saw bersabda semua manusia pasti mempunyai kesalahan dan sebaik baik kesalahan adalah kembali ke jalan alloh swt,habib abu djibril basyaiban menceritakan tentang seorang yang berilmu di zaman nabi musa yang bernama bal’am dia mempunyai murid yang sangat banyak dan semuanya bisa terbang akan tetapi karna kesombongannya dia di masukkan oleh Alloh Swt ke dalam neraka karna tidak di benarkan di dalam tata kerama agama islam seseorang merasa dirinya lebih baik dari orang lain dan seringkali kita dengar dalam riwayat bahwa baginda nabi muhammad saw setiap malam sujud minta ampunan kepada alloh swt padahal beliau nabi muhammad seorang yang Ma’sum (di jaga dari berbuat salah) akan tetapi beliau nabi muhammad selalu mencontohkan agar kita selalu merendah diri merasa hina di hadapan alloh swt.
Apabila ada seseorang merasa dirinya selalu lebih baik dari orang lain sombong dengan pujian maka ajaran siapa yang ia ikuti karna nabi muhammad saw tidak pernah mengajarkan kesombongan dan kebencian dan juga habib abu djibril basyaiban menceritakan yg di kutib dalam satu riwayat ada seorang hostes (penjual diri ) di akhir hidupnya ia bertobat dan pada suatu ketika ada hewan anjing yang sedang haus lapar tidak satupun orang menghiraukan akan tetapi si orang tersebut (hostes )memberikan minum kepada anjing yang sedang haus dan lapar subhanalloh gara gara dia hanya baik memberi minum anjing yang tidak ada satupun orang perduli,dia di masukkan ke dalam surga oleh alloh swt,gimana kita kalau baik kepada semua orang pasti alloh akan memberikan kebaikan kepada kita tutur habib abu djibril basyaiban ,jangan pernah kita memandang terhadap orang lain dengan pandangan menghina atau merendahkan karna kita tidak tau akhir dari kehidupan ini bisa jadi orang yang di pandang rendah di pandang hina ketika dia mendapat hidayah dia lebih taat ibadah di bandingkan kita bisa jadi dia di angkat sebagai salah satu Waliyalloh (kekasih alloh) pungkas habib.
Sumber: FPRN