Listrik Aceh Belum Pulih Pascabanjir, IWO Desak PLN Gunakan Panel Surya untuk Korban Bencana

Bagikan :

Ia menyarankan agar anggaran darurat atau dana TJSL/CSR PLN dimanfaatkan untuk pengadaan panel surya di titik-titik vital, seperti rumah sakit, SPBU, PDAM, fasilitas umum, hingga tenda pengungsian.

“Jika PLN tidak mengambil langkah ini, wajar publik bertanya apakah anggaran digunakan untuk hal yang tidak prioritas. Mengapa solusi panel surya tidak pernah menjadi opsi yang disampaikan langsung oleh Dirut PLN?” kritiknya.

Pengalaman Internasional Jadi Pembelajaran

Sebagai pembanding, Yudhistira mencontohkan sejumlah negara yang berhasil memanfaatkan energi surya dalam penanganan bencana, antara lain:

Puerto Rico pasca Badai Maria, dengan pembangunan microgrid tenaga surya untuk rumah sakit.

Nepal pascagempa 2015, melalui penyediaan listrik mandiri tenaga surya di desa-desa terpencil.

Penggunaan energi surya dalam operasi kemanusiaan sejak Badai Hugo tahun 1988.

“Teknologi ini terbukti menjaga pasokan listrik tetap hidup saat jaringan utama lumpuh. Jika solusi seperti ini diterapkan, kondisi padam hingga 16 hari di Aceh seharusnya bisa diminimalisir,” tegasnya.

Sorotan terhadap Transisi Energi

Selain pemulihan darurat, Yudhistira juga menyoroti pelaksanaan program transisi energi yang dinilai masih sebatas seremoni. Kerja sama BUMN dalam pembangunan industri panel surya belum terlihat kesiapan operasionalnya saat bencana terjadi.

“Banyak peresmian pabrik panel surya, namun ketika krisis datang, perangkatnya tidak siap digunakan cepat. Ini menunjukkan jarak antara narasi transisi energi dan realitas di lapangan,” ujarnya.

Bagikan :