Tanahkaro – Kliktodaynews.com
Gunung Sinabung yang berada di Kecamatan Namanteran, Kabupaten Karo kembali meletus pada Senin (10/8/20) sekira pukul 10.30 Wib setelah sebelumnya pada Sabtu (8/8) dini hari sinabung juga mengeluarkan abu vulkanik.
Pantauan wartawan kondisi paparan abu vulkanik meluas hingga kota Berastagi. Akibatnya, abu vulkanik Sinabung ini menjadi perhatian serius bagi warga Kota Berastagi. Namun disatu sisi banyak warga yang mengabadikan momen letusan tersebut.
Akibat dari letusan tersebut kota Berastagi terlihat diselimuti awan hitam yang membuat Kota Berastagi menjadi gelap gulita diiringi hujan abu yang membuat pedagang di seputaran pusat pasar Berastagi dan jalan Veteran Berastagi sibuk menutup dagangan dan tokonya. Sementara jalan jalan, pohon dan atap rumah warga terlihat memutih di penuhi abu Vulkanik Sinabung.
“Bagaimana nasib kami ini Pak, virus corona pun belum berlalu, datang lagi dengan meletusnya Sinabung ini. Padahal baru beberapa minggu bisa di katakan pembeli ada, akibat letusan sinabung ini, orang akan malas ke luar untuk berbelanja” ujar Pak Tarigan salah satu pedagang di seputaran pusat pasar Berastagi kepada wartawan di berastagi.
Lain halnya, sejumlah tenaga supir mobil penumpang jurusan Berastagi-Medan yang di temui di terminal Berastagi mengatakan bahwa letusan abu Sinabung hari ini juga sampai ke Bandar Baru.
“Saya juga terkejut bg, sampai di Bandar Baru, saya melihat abu Sinabung berjatuhan ke kaca mobil,” jelas yang bermarga Ginting.
Terpisah, Kepala Pos Pemantau Gunung Sinabung (PPVMBG), Armen Putra, ketika di konfirmasi wartawan membenarkan letusan Sinabung pagi ini yang abu vulkaniknya menyebar ke Kecamatan Namanteran dan Berastagi sekitarnya.
“Benar, Sinabung kembali erupsi. Kolom abu teramati berwarna kelabu dengan intensitas tebal condong ke arah timur dan tenggara,” kata Armen
Pihaknya mengimbau, agar masyarakat dan pengunjung dan wisatawan supaya tidak melakukan aktivitas pada desa-desa yang sudah direlokasi, serta lokasi di dalam radius radial 3 km dari puncak Gunung Sinabung, serta radius sektoral 5 km untuk sektor selatan-timur dan 4 km untuk sektor timur-utara jelasnya.
“Jika terjadi hujan abu, masyarakat diimbau memakai masker bila keluar rumah untuk mengurangi dampak kesehatan dari abu vulkanik. Mengamankan sarana air bersih serta membersihkan atap rumah dari abu vulkanik yang lebat agar tidak roboh. Masyarakat yang berada dan bermukim di dekat sungai-sungai yang berhulu di Sinabung agar tetap waspada terhadap bahaya lahar,” jelasnya lagi.
Armen “menambahkan, Potensi letusan masih ada. Untuk itu masyarakat tetap waspada dan ketika hujan turun dianya menyarankan untuk menjauhi jalur lahar dingin.
Gunung Sinabung sendiri, tambahnya, saat ini masih berstatus level III atau Siaga sejak 20 Mei 2019 dan terakhir kali erupsi pada Juni 2019.(LIN/KTN)