[Cek Fakta] Siswa SD Pergi ke Sekolah Pakai ‘Kereta Gantung’

Photo Instagram Screenshoot
Bagikan :

KAMPAR – Kliktodaynews.com  Sebuah video beredar di media sosial menggambarkan anak SD bergelantungan menyeberangi sungai untuk bersekolah. Mereka memakai ‘kereta gantung’ menantang bahaya berjuang untuk bisa sekolah.
Dalam video berdurasi 29 detik itu, ada tiga anak SD tengah memainkan semacam jaring terbuat dari bambu. Jaring itu telah diikat pada tali yang digantung pada besi yang terpasang melintangi sungai.

Mendapat kabar tersebut, Bupati Kampar H Catur Sugeng Susanto,SH seakan tidak yakin. Dengan demikian didampingi Kadis PUR PR Afdal dan Kepala Bapeda Ir Azwan,MM dan Camat Kampar Kiri Nurjanis langsung menuju lokasi tersebut guna memastikan bagaimana sebenarnya kenyataan kejadian di Sungai Siantan Desa Kuntu Darussalam Kecamatan Kampar Kiri, jum’at (11/6/21).

Sesampai dilokasi, orang nomor satu di kampar tersebut menggeleng kepala sambil mengatakan.

“Sudah saya duga pasti tidak seperti yang diberitakan dimedia sosial yang mengatakan hal ini kelalaian pemerintah daerah kampar serta juga bukan kemirisan yang dirasakan masyarakat Kuntu Darusalam”.

Dalam kenyataannya, Dt Rajo batuah yang melihat dan mengetahui langsung, bahwa vidio berdurasi 29 detik tiga bocah yang viral atas nama Dermi Zibua (11) tahun kelas III, Marpin (8) tajun kelas I dan Jerini Sarona Zibua kelas I dengan orang tua Eli yudi Baruhu tersebut merupakan anak para pekerja kebun sawit bukan masyarakat tempatan yang tidak jauh dari lokasi penyeberangan.

Bersama Kades Kuntu hal senada juga dijelaskan tokoh masyarakat sekaligus Ninik Mamak atau pemangku adat Herizal Bahwa sungai tersebut merupakan sungai kecil dan tidak dalam. Bahkan saat kemarau seperti saat ini, sepeda motor dan pejalan kaki bisa melewati sungai tersebut di banyak titik.

“Kalau musim hujan dan air dalam, mereka tidak lewat sana, biasanya orang tua mereka yang antar ke sekolah, nampak ada batu-batu di dasar sungai, sepeda motorpun dapat lewat sungai itu”. Penyeberangan buah sawit yang digunakan bocah itu bukan akses satu-satunya, tapi ada akses jalan dan jembatan agak memutar lebih kurang 10 KM dari kejadian bagi anak-anak yang tinggal di perkebunan sawit untuk pergi sekolah.

Dimana menilai video itu sengaja direkam untuk bersenang-senang, karena kondisi anak-anak itu pulang sekolah. Sementara ”caption” atau narasinya, didramatisir. ‘Sekali lagi video itu tidak sama persis dengan keadaan yang sebenarnya. Adapun pemilik perkebunan itu ada beberapa orang dan merupakan pengusaha bermarga Tionghoa. “Ada beberapa orang pemilik, bukan perusahaan. (TIM/KTN)

Bagikan :