Sibolga – Kliktodaynews.Com|| Menyikapi ketidak transparansinya Lembaga DPRD Kota Sibolga terhadap pembentukan Panitia Khusus (Pansus) yang baru-baru ini dibentuk dilembaga DPRD Kota Sibolga terkait persoalan penempatan pasar Modren Sibolga Nauli yang dinilai sarat pungli jual beli Kios dan pelataran pasar kepada masyarakat pedagang dan masalah proyek Tahun Anggaran 2022 bersumber dari Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN), mendapat kritikan keras dari Anggota DPRD Kota Sibolga periode 2004-2009 Binner Siahaan yang menduga Pansus terbentuk merupakan Pansus pesanan dan olok-olok.
Binner Siahaan dalam bincang-bincangnya kepada sejumlah awak media menyebutkan, menyikapi kinerja pansus transaksi jual beli Pasar Modren Sibolga Nauli dan persoalan proyek APBD tahun anggaran 2022 yang bersumber dari PEN, kita menagih hasil pansus tersebut dan harus diberitahukan kepada khalayak umum tentang sudah sejauhmana temuan-temuan pansus itu dan sudah gimana hasil temuannya”, demikian dikatanya pada Sabtu (4/2/2023) di Sibolga.
Mantan anggota DPRD Sibolga dua Periode itu menduga, bahwa pembentukan Pansus DPRD Sibolga untuk menindaklanjuti persoalan para pedagang di pasar nauli Sibolga dan proyek-proyek yang bersumber dari Dana PEN (Pemulihan Ekonomi Nasional) Sibolga, diduga ” olok-olok dan mencari perhatian kepihak Eksekutif”.
“Saya sudah pengalaman didewan, seharusnya pembentukan pansus itu memang harus ditindak lanjuti sampai selesai, dan disampaikan ke publik (masyarakat) biar jangan jadi sitigma negatif dari masyarakat,” katanya.
Karena publik saat ini mempertanyakan keseriusan dewan dalam menyahuti aspirasi masyarakat, karena dirinya menduga ini hanya sebatas olok-olok, yang hanya untuk menambah bergening dengan pihak eksekutif, justru diduga kepentingan oknum yang lebih kental, terutama kepentingan hasrat politik.
“Tanggungjawablah anggota dewannya, karena pembentukan pansus itu menggunakan uang rakyat, jangan terkesan ditutup-tutupi, dibuktikanlah kinerjanya dan mengapa tidak dibuka kepada publik, bisa jadi pembentukan pansus itu adalah kong kalikong, terkait pasar, ada info katanya kocok ulang, namun hanya wacana, mana actionnya,” tantang Binner.
Karena dia tahu apa itu pansus, jelas Binner Siahaan, diduga bisa jadi itu dan ini demi kepentingan tertentu, kenapa persoalan itu di diamkan. Oleh karena itu, ianya menyarankan agar kasus ini jangan ada sentimen politis,” ujarnya.
“Karena ada rapat-rapat untuk itu, dan dibentuklah pansus, namun hasilnya kok tidak diketahui publik hingga saat ini dan ada apa digedung dewan bermarwah itu. Terkait proyek proyek itu, seharusnya anggota dewan melihat proyek yang dihutang dari PT.Sarana Multi Infrastruktur (Persero) yang nilainya cukup fantastis, padahal pekerjaan justru terlihat volumenya hanya kecil. Saya belum pernah melihat kinerja dewan yang seperti ini, kalau memang bekerja ya baguslah, kalau sudah keputusan ya jalankan,” ungkapnya.
Binner berharap kepada dewan untuk menindaklanjuti pekerjaannya, jangan jadikan ajang kongkalikong dan sampaikan segera ke publi, bahwa persoalan itu sudah ditindaklanjuti atau tidak.
Informasi yang berhasil dihimpun awak media, pembentukan pansus melalui Rapat, anggota DPRD Sibolga sudah selesai digelar dan ketua Pansus terpilih Toni A Lumbantobing. (HP).