Jakarta-Kliktodaynews
Sejarah perjuangan warga Minahasa dalam mempertahankan keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia yang dikenal dengan Peristiwa Pejuang Merah Putih hampir terlupakan.
Demi mengenang kembali peristiwa yang terjadi tanggal 14 Februari 1946 tersebut, warga Kawanua, Sulawesi Utara yang tergabung dalam Kerukunan Keluarga Kawanua (KKK) menggelar upacara dan tabur bunga di Taman Makam Pahlawan (TMP) Kalibata, Jakarta, Kamis (14/2).
Ketua Umum KKK Angelica Tengker menjelaskan bahwa KKK merupakan tempat berhimpun para keturunan para pejuang yang gugur dalam insiden Peristiwa Pejuang Merah Putih. Baginya upacara dan tabur bunga ini dilakukan sebagai penghormatan kepada orang tua mereka yang sudah berjuang mempertahankan kemerdekaan di Sulut.
“Kisah perjuangan orang tua bergema sampai ke luar negeri. Menurunkan bendera Belanda di seluruh wilayah, menggunting warna birunya, dan mengibarkan kembali sisanya yakni merah putih,” kata putri dari Pejuang Merah Putih di Sulut, Benny Tengker itu dalam keterangan tertulisnya.
“Ini juga kami lakukan untuk membangkitkan rasa nasionalisme generasi muda,” tegas Angelica.
Upacara penghormatan digelar sederhana. Dimulai dengan pengheningan cipta, kemudian dilanjut dengan tabur bunga dan penghormatan terakhir.
Peritiwa Pejuang Merah Putih merupakan aksi patriotik warga dalam mengkudeta kekuasaan Belanda di Sulut. Di tanah air, perjuangan ini memang kurang dikenal. Tapi media asing kala itu, dari Amerika, Australia, dan Inggris mengabarkan bahwa peristiwa ini menjadi satu-satunya perlawanan yang berhasil mengalahkan pendudukan kembali Belanda.
Peristiwa heroik ini sampai ke telinga Presiden Soekarno bahkan bukan melalui media dalam negeri dan ajudannya. Melainkan, dari Radio AFP Australia.
Peristiwanya mirip dengan yang terjadi di Hotel Yamato, Surabaya, 10 November 1945, yakni menurun bendera Belanda di seluruh Sulut dan menggunting warna biru di bagian bawah sebelum mengibarkan kembali bendera tersebut.(rmol/ktn)